Sabtu, 19 Januari 2019

Nama - nama Pahlawan Indonesia sebelum tahun 1908 - Profil Tokoh Pahlawan Nusantara

Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Belanda hampir dilakukan di seluruh wilayah Nusantara terutama di daerah yang menjadi pusat kekuasaan penjajah. Mereka mengorbankan seluruh jiwa dan raga untuk mengejar sebuah kata Merdeka. Sebelum tahun 1908, telah banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. 

Perbedaan Antara Kolonialisme dan Imperialisme
  • Kolonialisme berasal dari kata colonus (colonia) berarti suatu usaha untuk mengembangkan kekuasaaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah koloni pada umumnya adalah daerah - daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan Kolonialisme.
  • Imperialisme adalah suatu usaha untuk memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam : Imperialisme kuno dan Imperialisme modern. Imperialisme Kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan Portugis adalah sebuah negara yang menjalankan Imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut Imperialisme modern. Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk. Sedangkan Imperialisme bertujuan unutk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
Mereka banyak memeras, menindas, dan meramas hak - hak rakyat Nusantara. Banyak perlawanan dari pahlawan - pahlawan kita yang masih bersifat kedaerahan. Muncul banyak tokoh - tokoh yang memegang andil besar dalam perlawananan terhadap penjajahan bangsa yang bangsa lain lakukan. Berikut kami ulas bersama Tokoh Perjuangan Nusantara Indonesia :

1. Perang Aceh ( Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien Tahun1879)


      Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel Van Antwerpen. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmer Rudolf Kohler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Kohler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 diantaranya perwira.

    Perang tersebut terjadi pada saat kerajaan Aceh masih merdeka. Dalam sebuah traktat London tahun 1824, Inggris dan Belanda diberi kebebasan untuk menaklukan Sumatera untuk Aceh. Oleh karena itu, Aceh mencari bantuan ke Turki dan menghubungi kedutaan Italia dan Amerika Serikat di Singapura, namun usahannya itu hanya sia - sia.

     Belanda mendahului untuk menyerang Aceh pada tahun 1873 yang dipimpin oleh Mayor Jendral Kohler dalam insiden tersebut Belanda berhasil dipukul mundur, Bahkan Kohlar diketahui tewas. Pada akhir 1873 Belanda melakukan serangan lagi yang dipimpin oleh Mayor Jendral Swieten.

    Untuk menghadapi perlawanan pasukan Aceh. Belanda menggunakan teknik konsentrasi stelsel (garis pemutusan), yaitu dengan menempatkan tentara - tentara Belanda pada benteng pemusatan. Namun ternyata Teuku Umar berhasil menyergap benteng - benteng tersebut sehingga pemusatannya dinilai gagal. Akhirnya Belanda menggunakan cara lain, yaitu dengan siasat adu domba oleh Dr.Snouck Hurgronje dalam bukunnya De Acehers yang diterapkan oleh Van Heutsz dengan membentuk pasukan gerak cepat.

     Jendral Van Heutsz berhasil mendesak perlawanan Aceh. Teuku Umar terdesak ke Meulaboh dan akhirnya gugur pada tahun 1899, Panglima Polim menyerah pada tahun 1903, demikian pula dengan kesultanan Muhamad Daudsyah, sementara Cik Di Tiro sudah meninggal dan Cut Nyak Dien tertangkap pada tahun 1906 lalu dibuang ke Sumedang. Pada tahun 1904 perang Aceh dianggap selesai.

Catatan :

  • Namun dari semua pemimpin peperangan kita yang pernah bertempur di pelosok kepulauan kita ini, kita mendengar bahwa tidak ada satu bangsa yang begitu gagah, berani dan fanatik dalam peperangan kecuali bangsa Aceh ; wanita - wanitanya pun memiliki keberanian dan kerelaan untuk berkorban yang jauh melebihi wanita - wanita lain.

2. Perlawanan Rakyat Makasar ( Sultan Hassanuddin Tahun 1660 -1669 )


       Setelah menjadi sebuah kesultanan Makassar, kemudiaan mereka berusaha untuk mengislamkan berbagai kerjaan Bone pada tahun 1528 dan Bone membentuk persekutuan dengan kerajaan - kerajaan kecil lainnya seperti Kerajaan Wajo dan Kerajaan Soppeng, Kemudiaan persekutuan itu disebut dengan Persekutuan Tellum Pocco ( Tiga kekuasaan). Namun satu persatu kerajaan tersebut berhasil ditaklukan oleh Kesultanan Makassar. Selain menaklukan kerajaan tetangga, mereka memperluas pengaruh hingga ke bagian timur kepulauan Nusa Tenggara. Kesultanan Makassar (Gowa - Tallo) sempat menjalin kerja sama dengan kerajaan islam lainnya, khususnya kesultanan Mataram di Jawa. Hingga kini, Islam menjadi agama Mayoriats di wilayah Sulawesi Selatan. Penguasa terbesar dan terakhir dari Kesultanan Makassar adalah Daeng Mattawang yang lebih dikenal dengan nama Sultan Hasannudin (1653-1669). Dibawah kepemimpinan Hasannudin ini Makassar berkembang menajdi satu kekuasaan besar di kawasan timur nusantara. Sultan Hasannudin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandara transit di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hassanudin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberanianya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan terpengaruh berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya..
    Namun dalam kurun waktu yang cukup lama, Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo) terlibat persaingan dengan Kerjaan Bone. Persaingan antara dua kekuatan pada akhirnya melibatkan kedua campur tangan dari Belanda dalam sebuah peperangan yang dinamakan Perang Makassar memanfaatkan situasi dengan berpihak pada Kerajaan Bone, sebagi musuh kesultanan Makassar dipimpin langsung oleh Sultan Hasannudin akan tetapi Hasannudin tidak bisa mematahkan kekuataan Kerajaan Bone yang dibantu oleh kekuataan Belanda yang berambisi menguasai Makassar. Kemudiaan Hasannudin dipaksa oleh VOC untuk menandatangani Perjannjian Bungaya (18 November 1667) sebagai tanda takluk pada VOC.

3. Perang Banjarmasin ( Pangeran Antasari Tahun1862)



      Perang Banjar bermula saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron tanggal 25 April 1859. Selanjutnya peperangan demi peperangan dikomandoi oleh Pangeran Intisari dan rakyat Banjar, dengan dibantu para panglima dan pengikutnya yang setia, Pangeran Antasari Menyerang Pos - pos Belanda di Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai Barito sampai ke puncak Puruk Cahu.

     Pertempuran yang berkencamuk itu semakin sengit dan berlangsung terus hngga ke medan perang. Pasukan Belanda yang ditopang oleh bala bantuan dari Batavia dan persenjataan modern, akhirnya berhasil mendesak terus pasukan Pangeran Antasari. Dan akhirnya Pangeran Antasari memindahkan pusat benteng pertahananya di Muara Teweh.

   Berkali - kali Belanda membujuk Pangeran Antasari untuk menyerah, namun dia tetap pada pendiriannya. Ini tergambar pada surat yang ditunjukan pada Letnan Kolonel Gustav Verspijck di Banjarmasin pada tanggal 20 Juli 1861.

" dengan tegas kami terangkan pada tuan : kami tidak setuju pada usul minta ampun dan kami berjuan terus untuk terus menuntut Hak pusaka (Kemerdekaan) ."

  Dalam peperangan, Belanda pernah menawarkan hadiah kepada siapapun yang mampu menangkap dan membunuh Pangeran Antasari dengan imblan 10.000 gulden. Namun sampai perang selesai tidak ada satu pun yang mau menerima terhadap tawaran tersebut. Berikut orang - orang yang tidak mendapat pengampunan dari pemerintahan Kolonial Belanda :
  1. Antasari dengan anak - anaknya,
  2. Demang Lehman
  3. Amin Oellah
  4. Soero Patty dengan anak - anaknya
  5. Kiai Djaya Lalana
  6. Goesti Kassan dengan anak - anaknya. 
Perjalanan Akhir Perang Banjarmasin :

  Setelah berjuang di tengah - tengah rakyat, Pangeran Antasari akhirnya wafat di tengah - tengah pasukannya tanpa menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda pada tanggal 10 Oktober 1862 di tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang, dalam usia kurun lebih dari 75 tahun. Menjelang wafatnya dia terkena sakit paru - paru dan cacar yang di deritannya selama masa peperangan berlangsung di Bawah Kaki Bukit Bagantung, Tundakan. Perjuangan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Muhamad Semam.
  Setelah terkubur selama kurang lebih dari 91 tahub di daerah hulu sungai Barito. Atas keinginan rakyat Banjar dan keluargannya lalu pada tanggal 11 November 1958 dilakukan pengangkatan jenazah pengangkatan kerangka Pangeran Antasari yang masih utuh adalah Tulang tengkoraknya, tempurung, lutut, dan beberapa helai rambutnya. Kemudiaan kerangka ini dimakamkan kembali di Taman Makam Perang Banjar, Keluarahan Surgi Mufti, Banjarmasin.

  Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar sebagi Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh pemerintah Indonesia berdasarkan SK NO. 06/ TK/ 1968 di Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968. Nama Antasari diabadikan pada Korem 101 / Antasari dan julukan untuk Kalimantan Selatan yaitu Bumi ANtasari. Kemudiaan untuk lebih mengenalkan Pangeran Antasari kepada masyarakat nasional, Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) telah mencetak dan mengabadikan nama dan gambar Pangeran Antasari dalam uang kertas nominal Rp2.000.

4.Perlawanan Rakyat Maluku ( Kapitan Patimura Tahun1817)


    Pattimura (Thomas Matulessy) lahir di Haria, pulau Saparua, Maluku 8 juni 1783 dan meninggal di Ambon 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun. Ia dikenal dengan nama Kapiten Pattimura adalah Pahlawan Nasional Indonesia dari Maluku. Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan militer sersan Inggris.

   Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasannya kepada pihak Belanda dan Kemudiaan Belanda menetapkan kebijakan poitik Monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemidahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongitochen), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa presiden Inggris di Ambon harus merundingkan terlebih dahulu pemindahan Koprs Ambon dengan gubernur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu - serdadu di Ambon harus di bebaskan dalam artian berhak untuk memasuki kawasan dinas militer pemerintahan baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam prakteknya pemindahan dinas militer ini dipaksakan. Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura. Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, raja - raja Patih, Para Para Kapitan, tua - tua adat mengangkatnya sebagai pemimpin panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat kesatria (kabaressi).

  Sebagai Panglima Perang, Kapitan Patimura mengatur startegi perang bersama pembantunya. sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja - raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan, dan membangun benteng - benteng pertahanan. Kewibaanya dalam kepemimpinannya diakui secara luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menetang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan Kerajaan Ternate dan Tidore, raja - raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi oleh Belanda dengan kekutan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jendral untuk menghadapi Pattimura.

   Pertempuran - pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para panglimannya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebook, Philip Latuhamina dan Ulupaha. Pertempuaran yang menghancurkan Belanda tercatat seperti perebutan Benteng Belanda Duurstede di Saparua, pertemuan di pantai Waisisil dan Jasirah Hatawano, muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai pahlawan perjuangan Kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia. Pahlawan Indonesia.

5. Perang Bali ( Gusti Ketut Jelatik Tahun 1846 - 1868)

www.Kajianon.blogspot.com

     I Gusti Ketut Jelantik adalah pahlawan nasional Indonesia. Dia mendapatakan penghargaan berupa gelar Pahlawan Nasioanal Indonesia menurut SK Presiden RI NO.007/TK/tahun 1993 karena memang ia layak untuk disematkan pada berkat usahannya yang tetap teguh unutk membela tanah air atas kekuasaan Belanda kala itu. Awal mulanya Perlawanan rakyat Bali bermula karena pemerintah kolonial Hindia Belanda ingin menghapuskan tawan karang yang berlaku di Bali, yaitu hak bagi raja - raja yang berkuasa di Bali untuk mengambil kapal yang kandas diperairannya beserta keseluruhannya. Pada saat itu Belanda berusaha memanipulasi Rempah - rempah di Bali dan melalui Pelayaran Hongi, Kapal Belanda Karam di Bali. Kapal tersebut langsung ditawan oleh kerajaan Buleleng. Ucapannya yang terkenal ketika itu ialah " Apapun tidak akan terjadi. Selama aku hidup tidak akan mengakui kekuasaan Belanda di Negeri ini". Perang ini berakhir sebagai Puputan, seluruh anggota kerajaan dan anggota rakyatnya bertarung mempertahankan daerahnya sampai titik darah penghabisan. Namun akhirnya ia harus mundur ke Gunung Batur, Kintamani. Pada saat itu ia gugur. Setelah dia wafat, Perjuangan rakyat - rakyat Bali mulai mengalami kemunduran. seluruh Bali dapat dikuasai dengan mudah hanya Bali Selatan Saja yang masih melakukan perlawanan.

6. Perang Diponegoro ( Tahun 1825 - 1830)


    Perang  Diponegoro atau yang lebih dikenal dengan sebutan (Perang Jawa) merupakan suatu perang besar yang terjadi selama kurun waktu 5 tahun lamanya. Di pulau Jawa Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah terjadi dialami oleh Belanda selama masa kependudukannya di Nusantara, melibatkan pasukan Belanda di bawah pemimpinan Jendral Hendrik Merkus de Kock yang berusaha meredam perlawanan penduduk Jawa di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Akibatnya perang ini, penduduk Jawa tewas hingga mencapai 200.000 jiwa, sementara korban tewas pihak Belanda berjumlah sekitar 8.0000 jiwa tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi. Akhir perang ini menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa.

    Berkebalikan dari perang yang dipimpin oleh Raden Ronggo sekitar 15 tahun sebelumnya pasukan Jawa juga menempatkan masyarakat Tionghoa di tanah jawa sebagai target penyerangan. Namun, meskipun Pangeran Diponegoro secara tegas melarang pasukannya untuk bersekutu dengan masyarakat Tionghoa, sebagian pasukan Jawa yang berada di pesisir utara (sebelah Rembang dan Lasem) menerima bantuan dari pihak Tionghoa setempat yang rata - rata beragama Islam.

Jalannya Perang Diponegoro :

   Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan -pasukan infantri, kavaleri, artileri (yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam frontal ) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertemuan berlangsung sedemikan sengitnya sehingga bila suatu wilayah dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur - jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh - puluh kilang mesiu dibangun di hutan - hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus menerus sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi perang. Informasi mengenai kekuatan musuh, jarak waktu, kondisi medan perang, curah hujan menjadi menjadi berita utama karena taktik dan strategi yang jitu dapat dibangun melalui penguasaan informasi.

  Serangan -serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan - bulan penghujan ; para senopati menyadari sekali untuk bekerja sama dengan alam sebagai "senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melakukan usaha - usaha untuk melakukan gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan sebagainya merupakan "musuh yang tak nampak" melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan pasukan dan menyebarkan mata - mata dan provokator mereka bergerak di desan dan kota ; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pangeran dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang di bawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.

  Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan mengguanakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Mojo, pemimpin spritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudiaan Pangeran Mangkubumi dan panglima utamannya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 maret 1830, Jendral De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditanggkap dan diasingkan ke Manado, Kemudiaan dipindahlan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

   Berakhirnya Perang Jawa merupakan akhir perlawanan bangsa Jawa. Karena bagi sebagiaan orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak, konon keturunana Diponegoro tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton hingga Sri Sultan Hamengkubowono IX memberi amnesti bagi keturunana Diponegoro dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro kala itu. Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus silsilah bagi mereka tanpa rasa takut akan diusir.

Kamis, 20 Desember 2018

Inilah Sejumlah Pahlawan Nasional Dari Jawa Barat - 7 Tokoh Besar Nasional Indonesia

Pahlawan Nasional adalah sebuah atau sebutan gelar penghargaan tingkat terttinggi warga negara Indonesia. Sebuah gelar Anumerta ini diberikan oleh pemerintah Indonesia atas tindakan yang dianggap sebagai bentuk heroik dan diapresiasi oleh negara. Atau dengan kata lain "Berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan Nusa dan Bangsa. Provinsi Jawa Barat mayoritas kependudukannya ialah Suku Sunda yang bertutur mengunakan bahasa Sunda.  
Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari kerajaan Tarumanegara lalu diikuti oleh Kesultanan Demak pada abad ke-16 banyak peninggalan - peninggalan sejarah seperti : Prasasti, Batu Tulis, Tempat - tempat bersejarah dll. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konfrensi Meja Bundar : Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overlag (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission For Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950. Berikut kami ringkas 7 Tokoh Nasional Jawa Barat yang sangat berperan penting dalam pembentukan kekuasaan kemerdekaan Republik Indonesia yakni :

1. Raden Dewi Sartika (Tokoh Pendidikan, Pengajar Wanita, Pendiri Sekolah Wanita)

adalah salah satu seorang pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Jawa Barat yang lahir di Cicalengka, Bandung 4 Desember 1884. Meninggal di Cineam, Tasikmalaya, 11 September 1947 pada umur 62 tahun. Raden Dewi Sartika adalah seorang Tokoh Perintis Pendidikan untuk kaum wanita.

Biografi Kehidupannya:

Dewi Sartika lahir dari keluarga Sunda yang ternama, yaitu R.Rangga Somanegara dan R.A Rajapermas di Cicalengka pada 4 Desesmber 1884. Ketika masih kanak-kanak, ia selalu bermain peran menjadi seorang guru ketika seusai sekolah bersama teman - temannya. Setelah ayahnya meninggal, Ia tinggal bersama dengan pamannya. Ia mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan budaya sunda oleh pamannya, meskipun sebelumnya ia sudah menerima pengetahuan mengenai budaya barat pada tahun 1899, ia pindah ke Bandung.

Peran Pentingnya :

Pada tanggal 16 Januari 1904, Ia Membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri Pendopo Kabupaten Bandung. Sekolah tersebut kemudian di pindahkan ke jalan Ciguriang dan berubah menjadi Sekolah Kaotamaan Isteri pada tahun 1910. Lalu pada tahun 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat, dan kemudiaan berkembang menjadi satu sekolah tiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Pada september 1929, sekolah tersebut berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi. Ia wafat pada 11 September 1947 di Cineam ketika dalam masa perang kemerdekaan. Ia dianugerahi gelar Orde Van Oranje-Nassau pada ulang tahun ke 35 "Sekoelah Kaotamaan Isteri" sebagai penghargaan atas jasanya dalam memperjuangkan pendidikan. Pada Desember 1966, ia diakui sebagai Pahlawan Nasional.


2.Djoeanda Kartawidjaja (Politis Sunda - Perdana Menteri Indonesia Terakhir)

Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja ia lahir di Tasikmalaya, Hindia Belanda, 14 Januari 1911 meninggal di Jakarta, 7 November 1963 pada umur 52 tahun beliau adalah seorang Perdana Menteri Indonesia ke 10 sekaligus yang terakhir. Ia menjabat dari 9 April 1959. Setelah itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I.

Peran Pentingnya :

Perjuangannya dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menajdi satua kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations Convetion On Law Of The Sea (UNCLOS).

Namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Di Surabaya, Jawa Timur yaitu Bandar Udara Internasional Juanda atas jasanya dalam memperjuangkan pembangunan lapangan tersebut sehingga akhirnya dapat terlaksana. Selain itu juga diabadikan namanya di Hutan Raya Bandung yaitu sebagai nama jalan di Jakarta yaitu Jl. Ir Djuanda Kartawidjaya di bilangan Jakarta Pusat, dan nama salah satu Stasiun Kereta Api Indonesia, yaitu Stasiun Juanda.

Juanda wafat di Jakarta 7 November 1963 akibat serangan jantung dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta,. Berdasarakan surat keputusan RI No.224/1963 Ir. Djuanda Kartawidjaya diangkat sebagai tokoh nasional/ pahlawan kemerdekaan nasional.

Pada tahuun 19 Desember 2016, atas jasanya, Pemerintahan Republik Indonesia, mengabadikan Djoeanda di sebuah pecahan uang kertas rupiah baru NKRI, pecahan Rp.50.000.

*Berikut Deklarasi Juanda Beserta Perundingannya :

Deklarasi Juanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaya, deklarasi ini menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dalam konveksi hukum laut United Nations Convention On Law Of The Sea (UNCLOS), dikenal sebagai negara kepulauan.

Isi dari Deklarasi Juanda menyatakan :

1.Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang memiliki nilai kecorakan sendiri

2.Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan.

3.Ketentuan Ordonasi tahun 1939 tentang Ordonasi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung satu tujuan :
  • Untuk mewujudkan bentuk kesatuan wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
  • Untuk menentukan batas - batas wilayah NKRI, seusai dengan asas negara Kepulauan
  • Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI.
Pernyataan yang dibacakan Juanda tersebut menjadi landasan hukum bagi penyusunan rancangan Undang - undang yang digunakan untuk mengantikan Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939.


3. Iwa Kusuma Sumantri (Politis Hukum, Pejuang Kemerdekaan)

Iwa Koesoemantri lahir di Ciamis, 31 Mei 1899 - meninggal pada 27 November 1971 tutup usia pada umur 72 tahun. Iwa Kusumasumantri (Ejaan Soewandi), adalah seorang politikus Indonesia. Iwa lulus dari sekolah hukum di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) dan Belanda sebelum menghabiskan waktu di sebuah sekolah Uni Soviet.

Setelah kembali ke Indonesia Ia membuktikan dirinya sebagai seorang pengacara, nasionalais, kemudiaan, seorang tokoh hak - hak pekerja. Selama dua puluh tahun pertama kemerdekaan Indonesia, Iwa memegang beberapa posisi kabinet. Setelah pensiun ia melanjutkan pengabdiaanya dengan terus menulis. Lalu pada tahun 2002 Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Biografi Kehidupannya :

Iwa lahir di Ciamis, Jawa Barat, pada tanggal 31 Mei 1899. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di sebuah sekolah yang dikelola oleh kolonel Belanda, Ia berangkat ke Bandung  di mana ia masuk ke sekolah Pegawai Pemerintah Pribumi (Opleidingsschol Voor inlandse Ambternaren, atau OSIVA ). Tidak  mau mengadaptasi budaya barat dalam menuntut ilmu di sekolah, lalu ia  keluar dan pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) untuk masuk ke sekolah hukum, sementara ketika di ibukota kolonial tersebut, ia juga merupakan bagian dari Jong Java yang merupakan sebuah organisasi untuk pemuda Jawa.

Iwa lulus pada tahun 1921 dan melanjutkan studinya di Universitas Leinden di Belanda. Di negara itu ia bergabung dengan Serikat Indonesia (Indonesia Vereninging). Dalam sebuah kelompok nasionalis para intelektual Indonesia. Dia menekankan bahwa Indonesia harus bekerja sama dengan, terlepas dari ras, keyakinan, atau kelas sosial, untuk memastikan kemerdekaan Indonesia dari Belanda ; Ia menyerukan tentang tentang non-kerjasama dengan kekuatan - kekuatan kolonial. Pada tahun 1925 ia pindah ke Uni Soviet untuk menghabiskan setengah tahun belajar di Universitas Komunis Kaum tertindas dari Timur di Moskow. Di Uni Soviet ia sempat menikah dengan seorang wanita Ukraina bernama Anna Ivanova; keduanya memiliki seorang putri bernama Sumira Dingli.

Setelah kembali ke Hindia tahun 1972, Iwa bergabung dengan Partai Nasional Indoneisa dan bekerja sebagai Pengacara. Dia kemudiaan pindah ke Medan, Sumatrera Utara, dimana ia mendirikan Surat Kabar Matahari Terbit, koran yang mengapresiasi hak - hak pekerja dan mengkritik perkebunan milik Belanda yang besar di daerah itu. Karena tulisan - tulisanya, dan mengikuti upaya untuk mengorganisir serikat dagang, pada 1929 Iwa ditangkap oleh pemerintah Belanda dan menghabiskan satu tahun di penjara. Sebelum di buang ke Bandara Neira, di Kepulauan Banda, untuk jangka waktu sepuluh tahun dan pada tahun 1929 tersebut Iwa memimpin media Matahari Indonesia.

Sementara ketika di Banda Iwa menjadi seorang muslim yang taat, namun ia terus percaya pada nilai Marxisme. Dia juga bertemu dengan beberapa tokoh nasionalis terkemuka yang juga ada di pengasingan, termasuk Muhamad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Tjipto Mangunkusumo. Iwa kemudiaan kembali ke Batavia dan, selama masa kependudukannya (1942-1945) dioperasikan sebuah firma hukum disana. Ia juga memeberikan kuliah tentang penyebab nasionalis, dibawah pengawasan ketat pasukan pendudukan Jepang.

Peran Pentingnya:

Setelah Kemerdekaan Indonesia selama bulan - bulan awal revolusi yang kemudiaan diikuti dengan proklamasi, Iwa bekerja sama dengan elemen baru, pemerintah dan pribumi. pada tanggal 31 Agustus ia terpilih sebagai Menteri Sosial dalam Kabinet pertama di bawah Presiden Soekarno. Dia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat hingga 1950.Pada tahun 1953 Iwa terpilih sebagai Menteri Pertahanan Pertama di Kabinet Ali Sastrimidjojo, di bawah Perdana Menteri Ali Sastrimidjojo ; masa jabatannya berlangsung sampai tahun 1955. Pada tahun 1957 Iwa menjadi rektor di Universitas Padjajaran di Bandung. Istilah politik terakhir, 1963 -1964, adalah sebagai menteri untuk Kabinet Kerja IV.

Setelah pensiun dari dunia politik Iwa menulis panjang lebar, yang sering bertema dengan Sejarah. Karya yang diterbitkan termasuk Revolusi Hukum Indonesia, Sejarah Revolusi Indonesia (dalam tiga jilid). Pokok - pokok dan Ilmu Politik (Muamalah Politik) Dia Meninggal pada 27 November 1971 di Jakarta dan dimakamkan di di Taman Pemakaman umum karet Bivak.

Pada 6 November 2002 Iwa dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Menurut Sejarawan Indonesia Asvi Warnman Adam, Ini adalah sebuah proses karena afiliasi Iwa dengan Tan Malaka dengan kepentingan komunis lainnya, upaya yang sebelumnya tidak didukung oleh pemerintah Orde Baru di bawah rezim pemerintahan Soeharto.


4. Kyai Haji Raden Abdulah Bin Nuh (Sastrawan, Pendidik, Pejuang Kemerdekaan Indonesia)

K.H.R. Abdulah Bin Noehia lahir di Cianjur pada tanggal 30 Juni 1905 dan wafat di Bogor pada tanggal 26 Oktober 1987. Perannya selama masa hidupnya selain menjadi seorang maha guru para ulama ia juga merupakan seorang sastrawan, pendidik, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. sejak kecil ia mendapatkan pendidikan agama islam yang sangat keras dari ayahnya yakni, K.H.R Muhamad Nuh bin Muhamad Idris yang jug seorang Ulama besar, pendiri sekolah Cianjur Al ' lanah Cianjur. 

Dalam pengawasan ketat ayahnya ini. Abdulah kecil belajar agama dan bahsa aeab setiap hari. Sehingga dalam waktu yang relatif muda, ia mampu berbahasa Arab. Disamping mampu menalar kitab alfiah (kitab bahasa arab seribu bait) seta swakarsa belajar bahasa Belanda dan Inggris. Berbekal ilmu yang dikuasainya Abdulah Bin Nuh muda mengajajar Hadralmaut School. Sekaligus menjadi redaktur majalah Hadralmaut sebuah mingguan yang terbit berbahasa arab yang terbit di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1922 hingga tahun 1926. Setelah itu ayahnya mengirim Abdulah untuk menimba ilmu Syariah Universitas Al-Zahar, Kairo, Mesir. 

Setelah dua tahun lamannya Abdulah belajar Al-Azhar Kairo, Mesir untuk menimba ilmu di Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Setelah dua tahun lamannya Abdulah belajar mengajar di Cianjur serta Bogor. Hal itu ia lakukannya sejak tahun 1928 himgga tahun 1943.

Peran Pentingnya :

Sejarah mencatat bahwa PETA lahir pada bulan November 1943, lalu diikuitnya lahirnya HIZBULLAH beberapa minggu kemudiaan dimana para alim ulama kemudiaan masuk menjadi anggota organisasi itu. Tahun 1943 tersebut benar - benar merupakan tahun penderitaan yang amat berat khususnya bagi umat Islam dan bagi bangsa Indonesia secara keseleuruhan. Mengapa karena pada saat itu dikatakan bahawa saat itu  adalah salah satu ujian berat bagi bangsa Indonesia .Pada akhir tahun 1943 itulah Al-Ustad Rd. H. Abdulah bin Nuh masuk PETA. dengan diberi pamgkat DAIDANCO  yang berasrama di Semplak Bogor.

Lalu pulang lagi ke Cianjur dan ia membantu (menjadi guru bantu) mengajar di Al-l'ianah, waktu itu nadhirnya Al - Ustadz Rd.H. M. Sholeh Al-Madani (sekitar tahun 1930). Setelah itu ia pergi ke lagi ke Bogor kedua kalinya dan bertempat tinggal di Panaragan. Pekerjaannya adalah seorang :

 1.Mengajar para Kyai
 2.Jadi Korektor Percetakan IHTIAR (Inventaris S.I)

Pemimpin - pemimpin umat ini, para alim ulama disana - sini ditangkap oleh Dai Nippon, diantaranya Hadlorotnya Syekh Hasyim Asy'ari pimpinan pondok pesantren Tebu Ireng. Ia di penjarakan di Bubutan, Surabaya. 

Di Jawa Barat pun diperlakukan serupa dilakukan terhadap KH.Zainal Mutofa, Tasikmalaya, bahkan sampai gugurnya disiksa oleh Dai Nippon. IA adalah seorang pemimpin Pondok Pesantren Sukamanah. Tasikmalaya. tanggal 6 Agustus 1945 senjata dahsyat bom dijatuhkan Amerika Serikat di atas kota Hiroshima, disusul kemudiaan tanggal 9 Agustus bom Atom gelombang kedua dijatuhkan pula atas Nagasaki. Sekutu mengumandangkan kemenangannya. Bangsa Indonesia saat itu sangat optimis dengan tekuk lututnya Jepang terhadap Sekutu. Ternyata pada tanggal 17 Agustus 1945 beberapa hari setelah pengeboman terhadap kkedua kota itu kita bangsa Indonesia telah menerima hikmahnya, yaitu Kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Apakah ini bukan rohmat dari Allah SWT ??

Cobaan demi cobaan telah dan akan selalu kita hadapi. Pada tanggal 19 Sesember 1945 di Surabaya terjadi peristiwa besar merupakan titik awal yang menyulut semangat kepahlawanan rakyat Surabaya. beberapa personel Belanda yang saat itu membonceng Sekutu telah berhasil menyamar sebagai Missi Sekutu mengibarkan bendera merah putih biru di hotel yamato, Tunjungan Surabaya. Kemudiaan pasukan Belanda lainnya setelah tiba di Tanjung Priok merayap ke seluruh pelosok Jawa diantaranya ke Bandung. Yogya, Magelang dan Surabaya. Ini merupakan tantangan berat lagi bagi bangsa Indonesia. Namun rakyat tidak menggenal mundur dan menyerah. Begitu pula Al-Ustadz Rd. Abdulah. bin Nuh terus melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan memimpin barisan Hizbutlah dan BKRI TKR di kota Cianjur bersama - sama dengan barisan lainnya hingga pertengahan tahun 1945.

Pada tanggal 21 Romadhon 1363H/ 29 Agustus 1945 M, di Jakarta dibentuk Komite Nasional Pusat (KNIP) dan sekaligus melangsungkan sidang pertamanya. Ketua KNIP ditetapkan Mr.Kasman Singodimedjo, salah seorang bakes Daidanco PETA Jakarta. Anggota KNIP diantaranya adalah Al- Ustadz Rd.Abdulah bin Nuh. Pada tanggal 4 Juni 1946 Pemerintahan RI pindah ke Yogyakarta.


5. Otto Iskandardinata (Politis dan Aktivis Kemerdekaan)

Raden Otto Iskandardinata lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 tutup usia di Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 pada umur 48 tahun. Beliau adalah salah satu Pahlawan Nasional yang mendapatkan julukan Si Jalak Harupat.

Biografi Kehidupannya :

Otto Iskandardinata lahir pada tanggal 31 maret 1897 di Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Ayah Otto adalah salah seorang keturunan bangsawan Sunda bernama yang bernama Nataatmadja. Otto adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara. Otto menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche (HIS) Bandung, kemudiaan melanjutkan di Kweekschool Onderbouw (Sekolah Guru Bagian Pertama) Bandung, serta di Hogre Kweekschol (Sekolah Guru Atas) di Purworejo, Jawa Tenggah. Setelah selesai bersekolah, Otto menjadi guru HIS di Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada bulan Juli 1920, Otto pindah ke Bandung dan mengajar HIS bersubsidi serta perguruan Rakyat.


Peran Pentingnya :

Dalam kegiatan pergerakannya pada masa sebelum kemerdekaan, Otto belum menjabat sebagai ketua Budi Utomo cabang Bandung pada periode 1921-1924, serta sebagai wakil ketua Budi Utomo cabang Pekalongan tahun 1924. Ketika itu ia mulai menjadi anggota Gemeenteraad (Dewan Kota) Pekalongan mewakili Budi Utomo.

Otto juga aktif pada organisasi Budaya Sunda bernama Paguyuban Pasundan. Ia menjadi sekertaris Pengurus Besar pada tahun 1928, dan menjadi ketuannya pada periode 1929-1942. Organisasi tersebut bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuaan.

Otto juga menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat, Semacam DPR) yang dibentuk pada masa Hindia Belanda. unutk periode masa jabatan 1930-1941.

Pada masa penjajahan Jepang, Otto menjadi Pemimpin Surat Kabar Tjahja (1942-1945). Ia kemudiaan menjadi anggota BPUPKI dan PPKI yang dibentuk oleh pemerintahan pendudukan Jepang sebagai lembaga - lembaga yang membantu persiapan kemerdekaan Indonesia.

Setelah Pasca Kemerdekaan Indonesia, Otto menjabat sebagai menteri Negara pada Kabinet yang pertama Republik Indonesia tahun 1945. Ia bertugas mempersiapkan terbentuknya BKR dari laskar - laskar tersebut. Ia menjadi korban penculikan sekelompok orang yang bernama Laskar Hitam, Hingga kemudiaan hilang dan diperkirakan terbunuh di daerah Banten.

Pahlawan Nasional :

Otto Iskandardinata diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Republik Indonesia No.088/TK /Tahun 1973, yanggal 6 November 1973. Sebuah monumen perjuangan Bandung Utara di Lembang, Bandung bernama "Monumen Pasir Pahlawan" yang didirikan untuk mengabadikan perjuangannya. Nama Otto Iskandardinata juga diabadikan sebagai nama jalan di beberapa kota Indonesia.


6. Syafruddin Prawiranegara (Gubernur Bank Indoneisa pertama)

Ia lahir di Serang, Banten, 28 februari 1911 meninggal di Jakarta, 15 Februari 1989 pada usia 77 tahun. Ia adalah salah seorang tokoh pejuang Kemerdekaan, Wakil Perdana Menteri dan pernah menjabat sebagai ketua (setingkat pressiden) Pemerintah Darurat Indonesia (PDRI). Ia menerima mandat dari Presiden Soekarno ketika pemerintahan Republik Indonesia yang kala itu Yogyakarta menjadi salah satu ibukota di Indonesia yang jatuh ke tangan Belanda akibat Agresi militer Belanda II pada tanggal 9 Desember 1948. Lalu kemudiaan ia menjadi Perdana Menteri Kabinet tandingan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Tengah tahun 1958.

Biografi Kehidupannya :

Syafruddin memiliki nama kecil "Kuding" yang berasal dari kata Udin pada nama Syarifuddin. Ia memiliki nama darah keturunan Banten dari pihak ayah minangkabau dan dari pihak ibunya. Inilah silsilah riwayat keturunannya, Buyutnya dari pihak ibu, Sutan Alam Intan, yang masih keturunan raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang di buang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Lalu ia menikah dengan seorang puteri bangsawan Banten, melahirkan kakeknya yang kemudiaan bernama Raden Arsyad Prawiraatmadja. Ayah Syarifuddin bekerja sebagai seorang Jaksa, Namun cukup dekat dengan rakyat, dan karenanya dibuang oleh Belanda ke Jawa Timur.

Syarifuddin menepuh pendidikan ELS pada tahun 1925, dilanjutkan ke MULO di Madiun pada tahun 1928, dan AMS di Bandung pada tahun 1931. Pendidikan tingginya diambil di Rectshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta (Sekarang fakultas Hukum Universitas  Indonesia) tahun 1939, dan berhasil meraih gelar Meester in de Rechten (saat ini setara dengan magister hukum).

Peran Pentingnya :

Syafruddin adalah seorang yang ditugaskan oleh Presiden Soekarno dan Hatta untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekarno dan Moehamad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II, kemudiaan diasingkan oleh Belanda di Pulau Bangka, tahun 1948. Hatta yang menduga dirinya dan presiden Soekarno akan ditahan oleh Belanda dan segera memberi mandat Sjafruddin untuk melanjutkan pemerintahan, agar tak terjadi kekosongan kekuasaan.

Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Roeyan mengakhiri upaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan - kawan dibebaskan kembali ke Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1949. Lalu diadakan sidang antara PDRI dengan Presiden Soekarno. Wakil Presiden Hatta serta sejumlah Menteri kedua kabinet serah terima pengembaliaan mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta.


7. Raden Aria Adipati Wiranatakesoema V (Mentri Dalam Negri Indonesia)

Memiliki nama sebutan yakni Aria Wiranatakusuma, Ia adalah seorang Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia yang pertama. Lahir di Bandung sebagai seorang keturunan ningrat, Winatakoesoemah mendapat pendidikan di ELS, OSVIA, dan HBS. Sewaktu pembentukan Republik Indonesia Serikat, ia pernah menjabat sebagai wali atau Presiden Negara Pasundan, salah satu negara Federal RIS. Selain itu juga ia dikenal sebagai Bupati Bandung mencangkup Periode 1920 -1931 dan Periode 1935 - 1945 dan pada tahun 1945 ia diangkat menjadi Menteris Dalam Negeri Republik Indonesia setelah itu ia diangkat menjadi ketua Dewan Pertimbangan Agung dari tahun 1945 sampai 1948, sebelum akhirnya menjadi Presiden Negara Pasudan.

Biografi Kehidupannya :

Raden Tumenggung Wiranatakusumah V atau Dalem haji adalah seorang putra tunggal dari Raden Adipati Kusumadilaga (Bupati Bandung Periode 1874 - 1893) dilahirkan pada tanggal 23 November 1888 ditinggal ayahnya pada usia 5 tahun, nama kecilnya adalah Muharam.

Pelantikan Wiranatakusuma V pada 12 April 1920 itu mendapat perhatian besar, seluruh Bupati di Priangan hadir bersama aparat sipil dan militer lainnya, pelantikan itu adalah pidato pertama Wiranatakoesoema antara lain ia menuturkan :

"Supaya pibisaeun nyumponan kana sumpahna, jeung instruksina nu jadi bupati, taya lian ngan kajaba ti sararea bae, kudu pada boga rasa jadi bupati lain rasa dina kauntungan atawa dina boga kakawasaanana, tetapi dina rasa kani'matan buahna kaadilan. Lamun rasa anu kitu dipiboga ku sararea, tangtu ieu kabupaten Bandung, moal salah deui pinanggih jeng kasalametan, hurip nagri waras rayat. cicingna kaadilan nu jadi bupati, lain dina prak - prakan pikeun gunana 2-3 jalma, tetapi kaperluanana tina jalma nu leuwih loba, nu kudu dituturkeun."

Peran Pentingnya :

Pada usia 24 tahun Raden Tumenggung Wiranatakusumah V sudah dapat menjalankan pemerintahan kabupaten Bandung karena prestasi kerjanya. Ia sangat dekat dengan rakyat dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Setelah lulus dari sekolah Belanda, ia meneruskan Sekolah Menak. Dan lulus dari H.B.S Koning Willem III School te Batavia tahun 1928 ia menuntut ilmu ke nederlands dibidang Ilmu Koperasi Tani.

Sebelum menjabat Bupati Kabupaten Bandung jabatannya adalah :
1. Tahun 1910 menjadi Juru Tulis camat Tanjungsari
2. Tahun 1911 menjadi Mantri Polisi di Sukabumi
3. Tahun 1912 menjadi Camat di Tasikmalaya
4. Tahun 1912 menjadi Bupati Cianjur

Pada saat ziarah ke Mekkah beliau mendapat penghargaan Bintang Istiqlal klas I dari Raja Arab. Kemampuannya yang mendalam dalam keislaman membuat pribadinya dibanggakan. saat berkotbah di Mesjid dan pulang pendopo, rakyat beriringan menyertainya. Hingga saat ini, sangat jarang pejabat yang menguasai kebudayaan Sunda sekaligus mendalami pemahaman keagamaanya, sehingga dianggap pantas unutk berkotbah. Dari kemampuan yang istimewa inilah disebut menak - santri.

Banyak kebijakan - kebijakannya untuk mensejahterahkan rakyat diantaranya membuat peraturan keluar - masuk uang Desa, mendirikan Koperasi di Kabupaten Bandung. memajukan pendidikan Islam, dan juga membuat buku karyanya diantaranya : Riwayat Kanjeng Nabi SAW. Buku ini berisi tentang riwayat Nabi Muhamad SAW. Buku ini menjadi menarik di kalangan masyarakat lantaran menghadirkan nuansa Sunda dalam perjalanan Nabi Muhamad SAW. Pada tahun 1941 Se tafsir Surat Al - Baqarah, Islamitishe Democratie dll.

Sulit sekali menemukan sosok pemimpin sempurna layaknya Wiranatakoeseoma V selain menjadi Ambtenaar yang disegani, ia adalah Menteri Dalam Negri pertama Republik Indonesia yang begitu dicintai rakyatnya. Dan dengan kinerjanya yang Jumawa ia persembahkan bagi rakyatnya.


Selasa, 20 November 2018

Inilah Pahlawan Dari Papua Yang Terlibat Konfrensi Malino Tahun 1946


Frans Kaisepeo Beliau adalah seorang Pahlawan Nasional dari Papua. Ia lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 dan wafat di Jayapura, Papua, 10 April 1979 (pada umur 57tahun). Perannya dalam dunia politik yakni terlibat dalam Konfrensi Malino tahun 1946 yang membicarakan hal mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Dalam konfrensi tersebut ia mengusulkan nama Irian, yang memiliki arti dalam bahasa Biak yaitu tempat yang panas. Selain itu juga ia pernah menjabat sebagai Gubernur Papua pada periode tahun 1964-1973. Ia wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak selain itu namanya juga diabadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisepo.

Lalu pada tanggal 19 Desember 2016, ia diabadikan dalam uang kertas Rupiah baru pada pecahan Rp. 10.000.

Bandara Udara Frans Kaisiepo.



Selasa, 06 November 2018

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Bung Tomo - Peristiwa 10 November

Sutomo Atau yang lebih dikenal oleh rakyat Indonesia sebagai Bung Tomo. Lahir di (Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 - meninggal di Padang Arafah, Saudi Arabia, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun). Ia sangat dikenal sebagai pahlawan yang mampu membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembali pemberontakan kepada penjajahan Belanda melalui tentara NICA yang dikenal dengan pertempuran 10 November 1945 dan bangsa Indonesia memperingatinya sebagai hari Pahlawan.

Kehidupan Sosialnya :

      Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjoyo, yang merupakan seorang dari keluarga kalangan menengah, Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, staff pribadi di sebuah perusahaan, asissten di kantor pajak pemerintahan, dan pegawai kecil di ekspor-impor Belanda. Ia mengaku memiliki pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang.
      Ibunya darah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer. Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras dan memperbaiki keadaan. Namun pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil - kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Sutomo kemudiaan bergabung dengan KBI ( Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menjelaskan tentang kepanduan filsafat, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendidikan Jepang pada tahun 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.


Peran Dalam Peristiwa 10 November :

      Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudiaan ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada tahun 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsor oleh Jepang, hampir tak seorang pun mengenal dia Namun saat ini mempersiapkan Sutomo untuk perannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu pemimpin yang mampu menggerakan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis- habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan dari tawanan Eropa. Sutomo terutama dikenal perannya dalam pembukaan seruanya di siaran radio - radio yang penuh dengan semangat membara. Seperti apa pidato Bung Tomo yang mampu mengebrakan hati para rakyat berikut isi pidatonya :

Bismilahirohmannirohim..
Merdeka !!!

Saudara - saudara rakyat Jelata di seluruh Indonesia terutama saudara - saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semua telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan Pamflet - pamflet yang memberikan ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang ditentukan,
Menyerahkan senjata- senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah meminta supaya kita datang kepada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah meminta supaya kiat semua membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah pada mereka.

Saudara-saudara
Di dalam pertempuran- pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda- pemuda yang berasal dari Maluku
Pemuda- pemuda yang berasal dari Sulawesi
Pemuda- pemuda yang berasal dari Pulau Bali
Pemuda- pemuda yang berasal dari Kalimantan
Pemuda- pemuda dari seluruh Sumatera
Pemuda Aceh, pemuda tapanuli, dan seluruh pemuda Indonsesia yang berada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan mereka masing- masing.
Dengan pasukan - pasukan rakyat yang dibentuk di kampung - kampung.
Telah menemukan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit dimana - mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara - saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin - pemimpin lainnya ke Surabaya ini.
Maka kita ini tidak tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadannya.

Saudara - saudara kita semuanya.
Kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara Inggris ada di Surabaya,
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengar jawaban rakyat seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai Tentara Inggris !
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan.
Kau menyuruh kita membawa senjata - senjata yang telah kita rampas dari Jepang untuk diserahkan kepadamu.
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa sekali lagi akan mengancam kita untuk mengempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita :
Selama banteng - banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih.
Maka selama itu juga tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun.

Saudara - saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting !
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu kita tunjukan bahwa kita ini adalah orang yang benar - benar ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara - saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita : Merdeka atau Mati !

Dan kita yakini saudara - saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara - saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! 
Merdeka !


Jumat, 26 Oktober 2018

Apa Itu Hari Sumpah Pemuda - Siapa Saja Tokoh Yang Berperan Dalam Sumpah Pemuda ???


Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sebuah janji ini dianggap sebagai semangat untuk menegaskan cita - cita berdirinya negara Indonesia. yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita - cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia" dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan - perkumpulan".

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut bagaimana tercantum dalam dinding "Museum Sumpah Pemuda".

Pertama :
Kami poetra dan poetri Indonesia, Mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah, Indonesia.
Kedoa :
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga :
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjondjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober setiap tahunnya selalu diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda" Tokoh - tokoh yang berperan di ballik peristiwa Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut :

1. Soegondo Jojopoespito


2. Muhamad Yamin


3. Soenario Sastrowardoyo


4. Wage Rudolf Soepratman



5. Amir Syarifuddin


6. Sarmidi Mangoensarkoro


Pencetus "Sumpah Pemuda" adalah Mohamad Yamin salah satu tokoh pencetus Sumpah Pemuda yang terkenal. Beliau tidak hanya dikenal sebagai tokoh dengan wawasan kebangsaan yang luar biasa, tetapi juga mempunyai kecerdasan dan kreativitas yang luar biasa. Beliau tidak hanya dikenal dengan gelar akademisnya tetapi juga dikenal sebagai sastrawan, sejarahwan, dan budayawan.
















Jumat, 19 Oktober 2018

Zainul Arifin Pahlawan Nasional Yang Terbunuh saat Peristiwa Pencobaan Pembunuhan Sukarno - Politisi Geriliyawan



Zainul Arifin yang memiliki nama lengkap sebagai Kiai Haji Zainul Arifiin Pohan (lahir di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 2 September 1909 beliau wafat di Jakarta, 2 maret 1963 pada usia 63 tahun) Beliau menjabat sebagai seorang wakil perdana menteri Indonesia, ketua DPR-GR dan Politisi Nahdlatul Ulama (NU). Selama riwayat hidupnya Zainul lahir sebagai anak tunggal pasangan raja Barus, Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus Sultan Sahi Alam Pohan (Ayah) dengan bangsawan asal Kotanopan, Mandailing Natal. Ketika Zainul masih balita kedua orangtuanya bercerai dan ia dibawa pindah ke Kotanopan kemudian ke Kerinci, Jambi. Disana ia menyelesaikan School Indish Holand (HIS) dan sekolah menengah calon guru. Arifin juga memperdalam ilmu keagamaannya di madrasah dan surau saat menjalani pelatihan bela diri yaitu pencak silat. Arifin juga adalah seorang yang aktif dalam bidang keseniaan seperti sandiwara musik melayu, Stambul Bangsawan sebagai penyanyi dan pemain bola. Stambul Bangsawan yang merupakan awal perkembangan seni panggung sandiwara modern Indonesia. Dalam usia 16 tahun, Zainul merantau ke Batavia (Jakarta).

Kehidupan Politiknya sejak masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Zainul Arifin langsung duduk dalam Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( BP KNIP), cikal bakal lembaga legislatif MPR/DPR. Hingga akhir hayatnya Arifin aktif di parlemen mewakili partai Masyumi dan kemudiaan partai NU setelah NU keluar Masyumi tahun 1952. Hanya selama 1953-1955 ketika menjabat sebagai wakil perdana menteri dalam kabinet Ali menyelengarakan Konfrensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

Pemilu tahun 1955 menghantarkan Zainul sebagai anggota Majelis Kositusie sekaligus wakil DPR sampai kedua lembaga dibubarkan Sukarno melalui Dekret Presiden 5 Juli 1959. Memasuki era Demokrasi terpimpin itu, Arifin bersedia mejadi Ketua anggota DPR Gotong Royong (DPGR) sebagai upaya partai NU membendung kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) di parlemen. Di tengah meningkatnya suhu politik pada 14 Mei 1962, saat salat Idul Adha di barisan depan bersama Sukarno, Zainul tertembak peluru yang diarahkan seorang pemberontak DI/TII dalam pencobaanya membunuh presiden. Lalu Zaniul Arifin wafat tanggal 2 maret 1963 setelah menderita luka bekas tembakan di bahunya selama sepuluh bulan.

Minggu, 14 Oktober 2018

I GUSTI NGURAH RAI - Sejarah Singkatnya

I GUSTI NGURAH RAI 

Brigadir TNI I Gusti Ngurah Rai adalah seorang pahlawan Indonesia dari kabupaten Badung, Bali. Beliau lahir di Carang Sari Kabupaten Badung 30 Januari 1917 dan wafat 20 November 1946 kemudiaan dimakamkan di Candi Marga Tabanan Bali. Ngurah Rai memiliki pasukan yang bernama pasukan "Ciung Wanara" yang melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana.

Ayahnya bernama I Gusti Ngurah Palung yang berprofesi sebagai Manca (jabatan setingkat camat). Setelah menamatkan pendidikannya di HIS Denpasar dan MULO Malang, tahun 1936 beliau melanjutkan pendidikan Voor Reserve Officieren (CORO) di Magelang. Pada masa pendudukan Jepang, Ngurah Rai bekerja sebagai intel sekutu di daerah Bali dan Lombok.

Puputan Margarana ( Puputan dalam bahasa bali, berarti "habis-habisan", sedangkan Margarana berarti "Pertempuran di Marga". Marga adalah sebuah desa atau ibukota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali) Di tempat puputan tersebut lalu didirikan sebuah Taman Makam Pahlawan Margarana.

Setelah Indonesia Merdeka pemerintah Indonesia I Gusti Ngurah Rai membentuk TKR Sunda kecil dan beliau menjadi komandannya dengan pangkat Letnal Kolonel. Ngurah Rai kemudian pergi ke Yogyakarta untuk konsolidasi dan mendapatkan petunjuk dari pimpinan TKR. Sekembalinya dari Yogyakarta, Bali ternyata sudah dikuasai oleh Belanda.

I Gusti Ngurah Rai membentuk kembali pasukanya yang telah tecerai berai dan memberi nama pasukannya Ciung Wanara. Setelah itu mereka melakukan penyergapan terhadap kedudukan Belanda di desa Marga Tabanan Bali. Belanda kemudiaan melancarkan serangan besar - besaran lewat darat dan udara. Ia gugur bersama seluruh pasukannya untuk perang puputan (habis-habisan). Lalu ia gugur bersama seluruh pasukanya disebelah timur laut tabanan (Bali Selatan).

Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra, dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI (Anumerta). Namanya kemudiaan diabadikan dalam nama Bandar Udara di Bali, Bandara Udara Intenasional Ngurah Rai.