Kamis, 20 Desember 2018

Inilah Sejumlah Pahlawan Nasional Dari Jawa Barat - 7 Tokoh Besar Nasional Indonesia

Pahlawan Nasional adalah sebuah atau sebutan gelar penghargaan tingkat terttinggi warga negara Indonesia. Sebuah gelar Anumerta ini diberikan oleh pemerintah Indonesia atas tindakan yang dianggap sebagai bentuk heroik dan diapresiasi oleh negara. Atau dengan kata lain "Berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan Nusa dan Bangsa. Provinsi Jawa Barat mayoritas kependudukannya ialah Suku Sunda yang bertutur mengunakan bahasa Sunda.  
Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari kerajaan Tarumanegara lalu diikuti oleh Kesultanan Demak pada abad ke-16 banyak peninggalan - peninggalan sejarah seperti : Prasasti, Batu Tulis, Tempat - tempat bersejarah dll. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konfrensi Meja Bundar : Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overlag (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission For Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950. Berikut kami ringkas 7 Tokoh Nasional Jawa Barat yang sangat berperan penting dalam pembentukan kekuasaan kemerdekaan Republik Indonesia yakni :

1. Raden Dewi Sartika (Tokoh Pendidikan, Pengajar Wanita, Pendiri Sekolah Wanita)

adalah salah satu seorang pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Jawa Barat yang lahir di Cicalengka, Bandung 4 Desember 1884. Meninggal di Cineam, Tasikmalaya, 11 September 1947 pada umur 62 tahun. Raden Dewi Sartika adalah seorang Tokoh Perintis Pendidikan untuk kaum wanita.

Biografi Kehidupannya:

Dewi Sartika lahir dari keluarga Sunda yang ternama, yaitu R.Rangga Somanegara dan R.A Rajapermas di Cicalengka pada 4 Desesmber 1884. Ketika masih kanak-kanak, ia selalu bermain peran menjadi seorang guru ketika seusai sekolah bersama teman - temannya. Setelah ayahnya meninggal, Ia tinggal bersama dengan pamannya. Ia mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan budaya sunda oleh pamannya, meskipun sebelumnya ia sudah menerima pengetahuan mengenai budaya barat pada tahun 1899, ia pindah ke Bandung.

Peran Pentingnya :

Pada tanggal 16 Januari 1904, Ia Membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri Pendopo Kabupaten Bandung. Sekolah tersebut kemudian di pindahkan ke jalan Ciguriang dan berubah menjadi Sekolah Kaotamaan Isteri pada tahun 1910. Lalu pada tahun 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat, dan kemudiaan berkembang menjadi satu sekolah tiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Pada september 1929, sekolah tersebut berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi. Ia wafat pada 11 September 1947 di Cineam ketika dalam masa perang kemerdekaan. Ia dianugerahi gelar Orde Van Oranje-Nassau pada ulang tahun ke 35 "Sekoelah Kaotamaan Isteri" sebagai penghargaan atas jasanya dalam memperjuangkan pendidikan. Pada Desember 1966, ia diakui sebagai Pahlawan Nasional.


2.Djoeanda Kartawidjaja (Politis Sunda - Perdana Menteri Indonesia Terakhir)

Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja ia lahir di Tasikmalaya, Hindia Belanda, 14 Januari 1911 meninggal di Jakarta, 7 November 1963 pada umur 52 tahun beliau adalah seorang Perdana Menteri Indonesia ke 10 sekaligus yang terakhir. Ia menjabat dari 9 April 1959. Setelah itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I.

Peran Pentingnya :

Perjuangannya dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menajdi satua kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations Convetion On Law Of The Sea (UNCLOS).

Namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Di Surabaya, Jawa Timur yaitu Bandar Udara Internasional Juanda atas jasanya dalam memperjuangkan pembangunan lapangan tersebut sehingga akhirnya dapat terlaksana. Selain itu juga diabadikan namanya di Hutan Raya Bandung yaitu sebagai nama jalan di Jakarta yaitu Jl. Ir Djuanda Kartawidjaya di bilangan Jakarta Pusat, dan nama salah satu Stasiun Kereta Api Indonesia, yaitu Stasiun Juanda.

Juanda wafat di Jakarta 7 November 1963 akibat serangan jantung dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta,. Berdasarakan surat keputusan RI No.224/1963 Ir. Djuanda Kartawidjaya diangkat sebagai tokoh nasional/ pahlawan kemerdekaan nasional.

Pada tahuun 19 Desember 2016, atas jasanya, Pemerintahan Republik Indonesia, mengabadikan Djoeanda di sebuah pecahan uang kertas rupiah baru NKRI, pecahan Rp.50.000.

*Berikut Deklarasi Juanda Beserta Perundingannya :

Deklarasi Juanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaya, deklarasi ini menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dalam konveksi hukum laut United Nations Convention On Law Of The Sea (UNCLOS), dikenal sebagai negara kepulauan.

Isi dari Deklarasi Juanda menyatakan :

1.Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang memiliki nilai kecorakan sendiri

2.Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan.

3.Ketentuan Ordonasi tahun 1939 tentang Ordonasi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung satu tujuan :
  • Untuk mewujudkan bentuk kesatuan wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
  • Untuk menentukan batas - batas wilayah NKRI, seusai dengan asas negara Kepulauan
  • Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI.
Pernyataan yang dibacakan Juanda tersebut menjadi landasan hukum bagi penyusunan rancangan Undang - undang yang digunakan untuk mengantikan Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939.


3. Iwa Kusuma Sumantri (Politis Hukum, Pejuang Kemerdekaan)

Iwa Koesoemantri lahir di Ciamis, 31 Mei 1899 - meninggal pada 27 November 1971 tutup usia pada umur 72 tahun. Iwa Kusumasumantri (Ejaan Soewandi), adalah seorang politikus Indonesia. Iwa lulus dari sekolah hukum di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) dan Belanda sebelum menghabiskan waktu di sebuah sekolah Uni Soviet.

Setelah kembali ke Indonesia Ia membuktikan dirinya sebagai seorang pengacara, nasionalais, kemudiaan, seorang tokoh hak - hak pekerja. Selama dua puluh tahun pertama kemerdekaan Indonesia, Iwa memegang beberapa posisi kabinet. Setelah pensiun ia melanjutkan pengabdiaanya dengan terus menulis. Lalu pada tahun 2002 Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Biografi Kehidupannya :

Iwa lahir di Ciamis, Jawa Barat, pada tanggal 31 Mei 1899. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di sebuah sekolah yang dikelola oleh kolonel Belanda, Ia berangkat ke Bandung  di mana ia masuk ke sekolah Pegawai Pemerintah Pribumi (Opleidingsschol Voor inlandse Ambternaren, atau OSIVA ). Tidak  mau mengadaptasi budaya barat dalam menuntut ilmu di sekolah, lalu ia  keluar dan pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) untuk masuk ke sekolah hukum, sementara ketika di ibukota kolonial tersebut, ia juga merupakan bagian dari Jong Java yang merupakan sebuah organisasi untuk pemuda Jawa.

Iwa lulus pada tahun 1921 dan melanjutkan studinya di Universitas Leinden di Belanda. Di negara itu ia bergabung dengan Serikat Indonesia (Indonesia Vereninging). Dalam sebuah kelompok nasionalis para intelektual Indonesia. Dia menekankan bahwa Indonesia harus bekerja sama dengan, terlepas dari ras, keyakinan, atau kelas sosial, untuk memastikan kemerdekaan Indonesia dari Belanda ; Ia menyerukan tentang tentang non-kerjasama dengan kekuatan - kekuatan kolonial. Pada tahun 1925 ia pindah ke Uni Soviet untuk menghabiskan setengah tahun belajar di Universitas Komunis Kaum tertindas dari Timur di Moskow. Di Uni Soviet ia sempat menikah dengan seorang wanita Ukraina bernama Anna Ivanova; keduanya memiliki seorang putri bernama Sumira Dingli.

Setelah kembali ke Hindia tahun 1972, Iwa bergabung dengan Partai Nasional Indoneisa dan bekerja sebagai Pengacara. Dia kemudiaan pindah ke Medan, Sumatrera Utara, dimana ia mendirikan Surat Kabar Matahari Terbit, koran yang mengapresiasi hak - hak pekerja dan mengkritik perkebunan milik Belanda yang besar di daerah itu. Karena tulisan - tulisanya, dan mengikuti upaya untuk mengorganisir serikat dagang, pada 1929 Iwa ditangkap oleh pemerintah Belanda dan menghabiskan satu tahun di penjara. Sebelum di buang ke Bandara Neira, di Kepulauan Banda, untuk jangka waktu sepuluh tahun dan pada tahun 1929 tersebut Iwa memimpin media Matahari Indonesia.

Sementara ketika di Banda Iwa menjadi seorang muslim yang taat, namun ia terus percaya pada nilai Marxisme. Dia juga bertemu dengan beberapa tokoh nasionalis terkemuka yang juga ada di pengasingan, termasuk Muhamad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Tjipto Mangunkusumo. Iwa kemudiaan kembali ke Batavia dan, selama masa kependudukannya (1942-1945) dioperasikan sebuah firma hukum disana. Ia juga memeberikan kuliah tentang penyebab nasionalis, dibawah pengawasan ketat pasukan pendudukan Jepang.

Peran Pentingnya:

Setelah Kemerdekaan Indonesia selama bulan - bulan awal revolusi yang kemudiaan diikuti dengan proklamasi, Iwa bekerja sama dengan elemen baru, pemerintah dan pribumi. pada tanggal 31 Agustus ia terpilih sebagai Menteri Sosial dalam Kabinet pertama di bawah Presiden Soekarno. Dia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat hingga 1950.Pada tahun 1953 Iwa terpilih sebagai Menteri Pertahanan Pertama di Kabinet Ali Sastrimidjojo, di bawah Perdana Menteri Ali Sastrimidjojo ; masa jabatannya berlangsung sampai tahun 1955. Pada tahun 1957 Iwa menjadi rektor di Universitas Padjajaran di Bandung. Istilah politik terakhir, 1963 -1964, adalah sebagai menteri untuk Kabinet Kerja IV.

Setelah pensiun dari dunia politik Iwa menulis panjang lebar, yang sering bertema dengan Sejarah. Karya yang diterbitkan termasuk Revolusi Hukum Indonesia, Sejarah Revolusi Indonesia (dalam tiga jilid). Pokok - pokok dan Ilmu Politik (Muamalah Politik) Dia Meninggal pada 27 November 1971 di Jakarta dan dimakamkan di di Taman Pemakaman umum karet Bivak.

Pada 6 November 2002 Iwa dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Menurut Sejarawan Indonesia Asvi Warnman Adam, Ini adalah sebuah proses karena afiliasi Iwa dengan Tan Malaka dengan kepentingan komunis lainnya, upaya yang sebelumnya tidak didukung oleh pemerintah Orde Baru di bawah rezim pemerintahan Soeharto.


4. Kyai Haji Raden Abdulah Bin Nuh (Sastrawan, Pendidik, Pejuang Kemerdekaan Indonesia)

K.H.R. Abdulah Bin Noehia lahir di Cianjur pada tanggal 30 Juni 1905 dan wafat di Bogor pada tanggal 26 Oktober 1987. Perannya selama masa hidupnya selain menjadi seorang maha guru para ulama ia juga merupakan seorang sastrawan, pendidik, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. sejak kecil ia mendapatkan pendidikan agama islam yang sangat keras dari ayahnya yakni, K.H.R Muhamad Nuh bin Muhamad Idris yang jug seorang Ulama besar, pendiri sekolah Cianjur Al ' lanah Cianjur. 

Dalam pengawasan ketat ayahnya ini. Abdulah kecil belajar agama dan bahsa aeab setiap hari. Sehingga dalam waktu yang relatif muda, ia mampu berbahasa Arab. Disamping mampu menalar kitab alfiah (kitab bahasa arab seribu bait) seta swakarsa belajar bahasa Belanda dan Inggris. Berbekal ilmu yang dikuasainya Abdulah Bin Nuh muda mengajajar Hadralmaut School. Sekaligus menjadi redaktur majalah Hadralmaut sebuah mingguan yang terbit berbahasa arab yang terbit di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1922 hingga tahun 1926. Setelah itu ayahnya mengirim Abdulah untuk menimba ilmu Syariah Universitas Al-Zahar, Kairo, Mesir. 

Setelah dua tahun lamannya Abdulah belajar Al-Azhar Kairo, Mesir untuk menimba ilmu di Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Setelah dua tahun lamannya Abdulah belajar mengajar di Cianjur serta Bogor. Hal itu ia lakukannya sejak tahun 1928 himgga tahun 1943.

Peran Pentingnya :

Sejarah mencatat bahwa PETA lahir pada bulan November 1943, lalu diikuitnya lahirnya HIZBULLAH beberapa minggu kemudiaan dimana para alim ulama kemudiaan masuk menjadi anggota organisasi itu. Tahun 1943 tersebut benar - benar merupakan tahun penderitaan yang amat berat khususnya bagi umat Islam dan bagi bangsa Indonesia secara keseleuruhan. Mengapa karena pada saat itu dikatakan bahawa saat itu  adalah salah satu ujian berat bagi bangsa Indonesia .Pada akhir tahun 1943 itulah Al-Ustad Rd. H. Abdulah bin Nuh masuk PETA. dengan diberi pamgkat DAIDANCO  yang berasrama di Semplak Bogor.

Lalu pulang lagi ke Cianjur dan ia membantu (menjadi guru bantu) mengajar di Al-l'ianah, waktu itu nadhirnya Al - Ustadz Rd.H. M. Sholeh Al-Madani (sekitar tahun 1930). Setelah itu ia pergi ke lagi ke Bogor kedua kalinya dan bertempat tinggal di Panaragan. Pekerjaannya adalah seorang :

 1.Mengajar para Kyai
 2.Jadi Korektor Percetakan IHTIAR (Inventaris S.I)

Pemimpin - pemimpin umat ini, para alim ulama disana - sini ditangkap oleh Dai Nippon, diantaranya Hadlorotnya Syekh Hasyim Asy'ari pimpinan pondok pesantren Tebu Ireng. Ia di penjarakan di Bubutan, Surabaya. 

Di Jawa Barat pun diperlakukan serupa dilakukan terhadap KH.Zainal Mutofa, Tasikmalaya, bahkan sampai gugurnya disiksa oleh Dai Nippon. IA adalah seorang pemimpin Pondok Pesantren Sukamanah. Tasikmalaya. tanggal 6 Agustus 1945 senjata dahsyat bom dijatuhkan Amerika Serikat di atas kota Hiroshima, disusul kemudiaan tanggal 9 Agustus bom Atom gelombang kedua dijatuhkan pula atas Nagasaki. Sekutu mengumandangkan kemenangannya. Bangsa Indonesia saat itu sangat optimis dengan tekuk lututnya Jepang terhadap Sekutu. Ternyata pada tanggal 17 Agustus 1945 beberapa hari setelah pengeboman terhadap kkedua kota itu kita bangsa Indonesia telah menerima hikmahnya, yaitu Kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Apakah ini bukan rohmat dari Allah SWT ??

Cobaan demi cobaan telah dan akan selalu kita hadapi. Pada tanggal 19 Sesember 1945 di Surabaya terjadi peristiwa besar merupakan titik awal yang menyulut semangat kepahlawanan rakyat Surabaya. beberapa personel Belanda yang saat itu membonceng Sekutu telah berhasil menyamar sebagai Missi Sekutu mengibarkan bendera merah putih biru di hotel yamato, Tunjungan Surabaya. Kemudiaan pasukan Belanda lainnya setelah tiba di Tanjung Priok merayap ke seluruh pelosok Jawa diantaranya ke Bandung. Yogya, Magelang dan Surabaya. Ini merupakan tantangan berat lagi bagi bangsa Indonesia. Namun rakyat tidak menggenal mundur dan menyerah. Begitu pula Al-Ustadz Rd. Abdulah. bin Nuh terus melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan memimpin barisan Hizbutlah dan BKRI TKR di kota Cianjur bersama - sama dengan barisan lainnya hingga pertengahan tahun 1945.

Pada tanggal 21 Romadhon 1363H/ 29 Agustus 1945 M, di Jakarta dibentuk Komite Nasional Pusat (KNIP) dan sekaligus melangsungkan sidang pertamanya. Ketua KNIP ditetapkan Mr.Kasman Singodimedjo, salah seorang bakes Daidanco PETA Jakarta. Anggota KNIP diantaranya adalah Al- Ustadz Rd.Abdulah bin Nuh. Pada tanggal 4 Juni 1946 Pemerintahan RI pindah ke Yogyakarta.


5. Otto Iskandardinata (Politis dan Aktivis Kemerdekaan)

Raden Otto Iskandardinata lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 tutup usia di Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 pada umur 48 tahun. Beliau adalah salah satu Pahlawan Nasional yang mendapatkan julukan Si Jalak Harupat.

Biografi Kehidupannya :

Otto Iskandardinata lahir pada tanggal 31 maret 1897 di Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Ayah Otto adalah salah seorang keturunan bangsawan Sunda bernama yang bernama Nataatmadja. Otto adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara. Otto menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche (HIS) Bandung, kemudiaan melanjutkan di Kweekschool Onderbouw (Sekolah Guru Bagian Pertama) Bandung, serta di Hogre Kweekschol (Sekolah Guru Atas) di Purworejo, Jawa Tenggah. Setelah selesai bersekolah, Otto menjadi guru HIS di Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada bulan Juli 1920, Otto pindah ke Bandung dan mengajar HIS bersubsidi serta perguruan Rakyat.


Peran Pentingnya :

Dalam kegiatan pergerakannya pada masa sebelum kemerdekaan, Otto belum menjabat sebagai ketua Budi Utomo cabang Bandung pada periode 1921-1924, serta sebagai wakil ketua Budi Utomo cabang Pekalongan tahun 1924. Ketika itu ia mulai menjadi anggota Gemeenteraad (Dewan Kota) Pekalongan mewakili Budi Utomo.

Otto juga aktif pada organisasi Budaya Sunda bernama Paguyuban Pasundan. Ia menjadi sekertaris Pengurus Besar pada tahun 1928, dan menjadi ketuannya pada periode 1929-1942. Organisasi tersebut bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuaan.

Otto juga menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat, Semacam DPR) yang dibentuk pada masa Hindia Belanda. unutk periode masa jabatan 1930-1941.

Pada masa penjajahan Jepang, Otto menjadi Pemimpin Surat Kabar Tjahja (1942-1945). Ia kemudiaan menjadi anggota BPUPKI dan PPKI yang dibentuk oleh pemerintahan pendudukan Jepang sebagai lembaga - lembaga yang membantu persiapan kemerdekaan Indonesia.

Setelah Pasca Kemerdekaan Indonesia, Otto menjabat sebagai menteri Negara pada Kabinet yang pertama Republik Indonesia tahun 1945. Ia bertugas mempersiapkan terbentuknya BKR dari laskar - laskar tersebut. Ia menjadi korban penculikan sekelompok orang yang bernama Laskar Hitam, Hingga kemudiaan hilang dan diperkirakan terbunuh di daerah Banten.

Pahlawan Nasional :

Otto Iskandardinata diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Republik Indonesia No.088/TK /Tahun 1973, yanggal 6 November 1973. Sebuah monumen perjuangan Bandung Utara di Lembang, Bandung bernama "Monumen Pasir Pahlawan" yang didirikan untuk mengabadikan perjuangannya. Nama Otto Iskandardinata juga diabadikan sebagai nama jalan di beberapa kota Indonesia.


6. Syafruddin Prawiranegara (Gubernur Bank Indoneisa pertama)

Ia lahir di Serang, Banten, 28 februari 1911 meninggal di Jakarta, 15 Februari 1989 pada usia 77 tahun. Ia adalah salah seorang tokoh pejuang Kemerdekaan, Wakil Perdana Menteri dan pernah menjabat sebagai ketua (setingkat pressiden) Pemerintah Darurat Indonesia (PDRI). Ia menerima mandat dari Presiden Soekarno ketika pemerintahan Republik Indonesia yang kala itu Yogyakarta menjadi salah satu ibukota di Indonesia yang jatuh ke tangan Belanda akibat Agresi militer Belanda II pada tanggal 9 Desember 1948. Lalu kemudiaan ia menjadi Perdana Menteri Kabinet tandingan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Tengah tahun 1958.

Biografi Kehidupannya :

Syafruddin memiliki nama kecil "Kuding" yang berasal dari kata Udin pada nama Syarifuddin. Ia memiliki nama darah keturunan Banten dari pihak ayah minangkabau dan dari pihak ibunya. Inilah silsilah riwayat keturunannya, Buyutnya dari pihak ibu, Sutan Alam Intan, yang masih keturunan raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang di buang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Lalu ia menikah dengan seorang puteri bangsawan Banten, melahirkan kakeknya yang kemudiaan bernama Raden Arsyad Prawiraatmadja. Ayah Syarifuddin bekerja sebagai seorang Jaksa, Namun cukup dekat dengan rakyat, dan karenanya dibuang oleh Belanda ke Jawa Timur.

Syarifuddin menepuh pendidikan ELS pada tahun 1925, dilanjutkan ke MULO di Madiun pada tahun 1928, dan AMS di Bandung pada tahun 1931. Pendidikan tingginya diambil di Rectshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta (Sekarang fakultas Hukum Universitas  Indonesia) tahun 1939, dan berhasil meraih gelar Meester in de Rechten (saat ini setara dengan magister hukum).

Peran Pentingnya :

Syafruddin adalah seorang yang ditugaskan oleh Presiden Soekarno dan Hatta untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekarno dan Moehamad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II, kemudiaan diasingkan oleh Belanda di Pulau Bangka, tahun 1948. Hatta yang menduga dirinya dan presiden Soekarno akan ditahan oleh Belanda dan segera memberi mandat Sjafruddin untuk melanjutkan pemerintahan, agar tak terjadi kekosongan kekuasaan.

Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Roeyan mengakhiri upaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan - kawan dibebaskan kembali ke Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1949. Lalu diadakan sidang antara PDRI dengan Presiden Soekarno. Wakil Presiden Hatta serta sejumlah Menteri kedua kabinet serah terima pengembaliaan mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta.


7. Raden Aria Adipati Wiranatakesoema V (Mentri Dalam Negri Indonesia)

Memiliki nama sebutan yakni Aria Wiranatakusuma, Ia adalah seorang Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia yang pertama. Lahir di Bandung sebagai seorang keturunan ningrat, Winatakoesoemah mendapat pendidikan di ELS, OSVIA, dan HBS. Sewaktu pembentukan Republik Indonesia Serikat, ia pernah menjabat sebagai wali atau Presiden Negara Pasundan, salah satu negara Federal RIS. Selain itu juga ia dikenal sebagai Bupati Bandung mencangkup Periode 1920 -1931 dan Periode 1935 - 1945 dan pada tahun 1945 ia diangkat menjadi Menteris Dalam Negeri Republik Indonesia setelah itu ia diangkat menjadi ketua Dewan Pertimbangan Agung dari tahun 1945 sampai 1948, sebelum akhirnya menjadi Presiden Negara Pasudan.

Biografi Kehidupannya :

Raden Tumenggung Wiranatakusumah V atau Dalem haji adalah seorang putra tunggal dari Raden Adipati Kusumadilaga (Bupati Bandung Periode 1874 - 1893) dilahirkan pada tanggal 23 November 1888 ditinggal ayahnya pada usia 5 tahun, nama kecilnya adalah Muharam.

Pelantikan Wiranatakusuma V pada 12 April 1920 itu mendapat perhatian besar, seluruh Bupati di Priangan hadir bersama aparat sipil dan militer lainnya, pelantikan itu adalah pidato pertama Wiranatakoesoema antara lain ia menuturkan :

"Supaya pibisaeun nyumponan kana sumpahna, jeung instruksina nu jadi bupati, taya lian ngan kajaba ti sararea bae, kudu pada boga rasa jadi bupati lain rasa dina kauntungan atawa dina boga kakawasaanana, tetapi dina rasa kani'matan buahna kaadilan. Lamun rasa anu kitu dipiboga ku sararea, tangtu ieu kabupaten Bandung, moal salah deui pinanggih jeng kasalametan, hurip nagri waras rayat. cicingna kaadilan nu jadi bupati, lain dina prak - prakan pikeun gunana 2-3 jalma, tetapi kaperluanana tina jalma nu leuwih loba, nu kudu dituturkeun."

Peran Pentingnya :

Pada usia 24 tahun Raden Tumenggung Wiranatakusumah V sudah dapat menjalankan pemerintahan kabupaten Bandung karena prestasi kerjanya. Ia sangat dekat dengan rakyat dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Setelah lulus dari sekolah Belanda, ia meneruskan Sekolah Menak. Dan lulus dari H.B.S Koning Willem III School te Batavia tahun 1928 ia menuntut ilmu ke nederlands dibidang Ilmu Koperasi Tani.

Sebelum menjabat Bupati Kabupaten Bandung jabatannya adalah :
1. Tahun 1910 menjadi Juru Tulis camat Tanjungsari
2. Tahun 1911 menjadi Mantri Polisi di Sukabumi
3. Tahun 1912 menjadi Camat di Tasikmalaya
4. Tahun 1912 menjadi Bupati Cianjur

Pada saat ziarah ke Mekkah beliau mendapat penghargaan Bintang Istiqlal klas I dari Raja Arab. Kemampuannya yang mendalam dalam keislaman membuat pribadinya dibanggakan. saat berkotbah di Mesjid dan pulang pendopo, rakyat beriringan menyertainya. Hingga saat ini, sangat jarang pejabat yang menguasai kebudayaan Sunda sekaligus mendalami pemahaman keagamaanya, sehingga dianggap pantas unutk berkotbah. Dari kemampuan yang istimewa inilah disebut menak - santri.

Banyak kebijakan - kebijakannya untuk mensejahterahkan rakyat diantaranya membuat peraturan keluar - masuk uang Desa, mendirikan Koperasi di Kabupaten Bandung. memajukan pendidikan Islam, dan juga membuat buku karyanya diantaranya : Riwayat Kanjeng Nabi SAW. Buku ini berisi tentang riwayat Nabi Muhamad SAW. Buku ini menjadi menarik di kalangan masyarakat lantaran menghadirkan nuansa Sunda dalam perjalanan Nabi Muhamad SAW. Pada tahun 1941 Se tafsir Surat Al - Baqarah, Islamitishe Democratie dll.

Sulit sekali menemukan sosok pemimpin sempurna layaknya Wiranatakoeseoma V selain menjadi Ambtenaar yang disegani, ia adalah Menteri Dalam Negri pertama Republik Indonesia yang begitu dicintai rakyatnya. Dan dengan kinerjanya yang Jumawa ia persembahkan bagi rakyatnya.


Selasa, 20 November 2018

Inilah Pahlawan Dari Papua Yang Terlibat Konfrensi Malino Tahun 1946


Frans Kaisepeo Beliau adalah seorang Pahlawan Nasional dari Papua. Ia lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 dan wafat di Jayapura, Papua, 10 April 1979 (pada umur 57tahun). Perannya dalam dunia politik yakni terlibat dalam Konfrensi Malino tahun 1946 yang membicarakan hal mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Dalam konfrensi tersebut ia mengusulkan nama Irian, yang memiliki arti dalam bahasa Biak yaitu tempat yang panas. Selain itu juga ia pernah menjabat sebagai Gubernur Papua pada periode tahun 1964-1973. Ia wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak selain itu namanya juga diabadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisepo.

Lalu pada tanggal 19 Desember 2016, ia diabadikan dalam uang kertas Rupiah baru pada pecahan Rp. 10.000.

Bandara Udara Frans Kaisiepo.



Selasa, 06 November 2018

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Bung Tomo - Peristiwa 10 November

Sutomo Atau yang lebih dikenal oleh rakyat Indonesia sebagai Bung Tomo. Lahir di (Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 - meninggal di Padang Arafah, Saudi Arabia, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun). Ia sangat dikenal sebagai pahlawan yang mampu membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembali pemberontakan kepada penjajahan Belanda melalui tentara NICA yang dikenal dengan pertempuran 10 November 1945 dan bangsa Indonesia memperingatinya sebagai hari Pahlawan.

Kehidupan Sosialnya :

      Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjoyo, yang merupakan seorang dari keluarga kalangan menengah, Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, staff pribadi di sebuah perusahaan, asissten di kantor pajak pemerintahan, dan pegawai kecil di ekspor-impor Belanda. Ia mengaku memiliki pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang.
      Ibunya darah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer. Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras dan memperbaiki keadaan. Namun pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil - kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Sutomo kemudiaan bergabung dengan KBI ( Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menjelaskan tentang kepanduan filsafat, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendidikan Jepang pada tahun 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.


Peran Dalam Peristiwa 10 November :

      Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudiaan ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada tahun 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsor oleh Jepang, hampir tak seorang pun mengenal dia Namun saat ini mempersiapkan Sutomo untuk perannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu pemimpin yang mampu menggerakan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis- habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan dari tawanan Eropa. Sutomo terutama dikenal perannya dalam pembukaan seruanya di siaran radio - radio yang penuh dengan semangat membara. Seperti apa pidato Bung Tomo yang mampu mengebrakan hati para rakyat berikut isi pidatonya :

Bismilahirohmannirohim..
Merdeka !!!

Saudara - saudara rakyat Jelata di seluruh Indonesia terutama saudara - saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semua telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan Pamflet - pamflet yang memberikan ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang ditentukan,
Menyerahkan senjata- senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah meminta supaya kita datang kepada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah meminta supaya kiat semua membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah pada mereka.

Saudara-saudara
Di dalam pertempuran- pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda- pemuda yang berasal dari Maluku
Pemuda- pemuda yang berasal dari Sulawesi
Pemuda- pemuda yang berasal dari Pulau Bali
Pemuda- pemuda yang berasal dari Kalimantan
Pemuda- pemuda dari seluruh Sumatera
Pemuda Aceh, pemuda tapanuli, dan seluruh pemuda Indonsesia yang berada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan mereka masing- masing.
Dengan pasukan - pasukan rakyat yang dibentuk di kampung - kampung.
Telah menemukan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit dimana - mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara - saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin - pemimpin lainnya ke Surabaya ini.
Maka kita ini tidak tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadannya.

Saudara - saudara kita semuanya.
Kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara Inggris ada di Surabaya,
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengar jawaban rakyat seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai Tentara Inggris !
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan.
Kau menyuruh kita membawa senjata - senjata yang telah kita rampas dari Jepang untuk diserahkan kepadamu.
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa sekali lagi akan mengancam kita untuk mengempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita :
Selama banteng - banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih.
Maka selama itu juga tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun.

Saudara - saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting !
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu kita tunjukan bahwa kita ini adalah orang yang benar - benar ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara - saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita : Merdeka atau Mati !

Dan kita yakini saudara - saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara - saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! 
Merdeka !


Jumat, 26 Oktober 2018

Apa Itu Hari Sumpah Pemuda - Siapa Saja Tokoh Yang Berperan Dalam Sumpah Pemuda ???


Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sebuah janji ini dianggap sebagai semangat untuk menegaskan cita - cita berdirinya negara Indonesia. yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita - cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia" dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan - perkumpulan".

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut bagaimana tercantum dalam dinding "Museum Sumpah Pemuda".

Pertama :
Kami poetra dan poetri Indonesia, Mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah, Indonesia.
Kedoa :
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga :
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjondjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober setiap tahunnya selalu diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda" Tokoh - tokoh yang berperan di ballik peristiwa Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut :

1. Soegondo Jojopoespito


2. Muhamad Yamin


3. Soenario Sastrowardoyo


4. Wage Rudolf Soepratman



5. Amir Syarifuddin


6. Sarmidi Mangoensarkoro


Pencetus "Sumpah Pemuda" adalah Mohamad Yamin salah satu tokoh pencetus Sumpah Pemuda yang terkenal. Beliau tidak hanya dikenal sebagai tokoh dengan wawasan kebangsaan yang luar biasa, tetapi juga mempunyai kecerdasan dan kreativitas yang luar biasa. Beliau tidak hanya dikenal dengan gelar akademisnya tetapi juga dikenal sebagai sastrawan, sejarahwan, dan budayawan.
















Jumat, 19 Oktober 2018

Zainul Arifin Pahlawan Nasional Yang Terbunuh saat Peristiwa Pencobaan Pembunuhan Sukarno - Politisi Geriliyawan



Zainul Arifin yang memiliki nama lengkap sebagai Kiai Haji Zainul Arifiin Pohan (lahir di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 2 September 1909 beliau wafat di Jakarta, 2 maret 1963 pada usia 63 tahun) Beliau menjabat sebagai seorang wakil perdana menteri Indonesia, ketua DPR-GR dan Politisi Nahdlatul Ulama (NU). Selama riwayat hidupnya Zainul lahir sebagai anak tunggal pasangan raja Barus, Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus Sultan Sahi Alam Pohan (Ayah) dengan bangsawan asal Kotanopan, Mandailing Natal. Ketika Zainul masih balita kedua orangtuanya bercerai dan ia dibawa pindah ke Kotanopan kemudian ke Kerinci, Jambi. Disana ia menyelesaikan School Indish Holand (HIS) dan sekolah menengah calon guru. Arifin juga memperdalam ilmu keagamaannya di madrasah dan surau saat menjalani pelatihan bela diri yaitu pencak silat. Arifin juga adalah seorang yang aktif dalam bidang keseniaan seperti sandiwara musik melayu, Stambul Bangsawan sebagai penyanyi dan pemain bola. Stambul Bangsawan yang merupakan awal perkembangan seni panggung sandiwara modern Indonesia. Dalam usia 16 tahun, Zainul merantau ke Batavia (Jakarta).

Kehidupan Politiknya sejak masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Zainul Arifin langsung duduk dalam Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( BP KNIP), cikal bakal lembaga legislatif MPR/DPR. Hingga akhir hayatnya Arifin aktif di parlemen mewakili partai Masyumi dan kemudiaan partai NU setelah NU keluar Masyumi tahun 1952. Hanya selama 1953-1955 ketika menjabat sebagai wakil perdana menteri dalam kabinet Ali menyelengarakan Konfrensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

Pemilu tahun 1955 menghantarkan Zainul sebagai anggota Majelis Kositusie sekaligus wakil DPR sampai kedua lembaga dibubarkan Sukarno melalui Dekret Presiden 5 Juli 1959. Memasuki era Demokrasi terpimpin itu, Arifin bersedia mejadi Ketua anggota DPR Gotong Royong (DPGR) sebagai upaya partai NU membendung kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) di parlemen. Di tengah meningkatnya suhu politik pada 14 Mei 1962, saat salat Idul Adha di barisan depan bersama Sukarno, Zainul tertembak peluru yang diarahkan seorang pemberontak DI/TII dalam pencobaanya membunuh presiden. Lalu Zaniul Arifin wafat tanggal 2 maret 1963 setelah menderita luka bekas tembakan di bahunya selama sepuluh bulan.

Minggu, 14 Oktober 2018

I GUSTI NGURAH RAI - Sejarah Singkatnya

I GUSTI NGURAH RAI 

Brigadir TNI I Gusti Ngurah Rai adalah seorang pahlawan Indonesia dari kabupaten Badung, Bali. Beliau lahir di Carang Sari Kabupaten Badung 30 Januari 1917 dan wafat 20 November 1946 kemudiaan dimakamkan di Candi Marga Tabanan Bali. Ngurah Rai memiliki pasukan yang bernama pasukan "Ciung Wanara" yang melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana.

Ayahnya bernama I Gusti Ngurah Palung yang berprofesi sebagai Manca (jabatan setingkat camat). Setelah menamatkan pendidikannya di HIS Denpasar dan MULO Malang, tahun 1936 beliau melanjutkan pendidikan Voor Reserve Officieren (CORO) di Magelang. Pada masa pendudukan Jepang, Ngurah Rai bekerja sebagai intel sekutu di daerah Bali dan Lombok.

Puputan Margarana ( Puputan dalam bahasa bali, berarti "habis-habisan", sedangkan Margarana berarti "Pertempuran di Marga". Marga adalah sebuah desa atau ibukota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali) Di tempat puputan tersebut lalu didirikan sebuah Taman Makam Pahlawan Margarana.

Setelah Indonesia Merdeka pemerintah Indonesia I Gusti Ngurah Rai membentuk TKR Sunda kecil dan beliau menjadi komandannya dengan pangkat Letnal Kolonel. Ngurah Rai kemudian pergi ke Yogyakarta untuk konsolidasi dan mendapatkan petunjuk dari pimpinan TKR. Sekembalinya dari Yogyakarta, Bali ternyata sudah dikuasai oleh Belanda.

I Gusti Ngurah Rai membentuk kembali pasukanya yang telah tecerai berai dan memberi nama pasukannya Ciung Wanara. Setelah itu mereka melakukan penyergapan terhadap kedudukan Belanda di desa Marga Tabanan Bali. Belanda kemudiaan melancarkan serangan besar - besaran lewat darat dan udara. Ia gugur bersama seluruh pasukannya untuk perang puputan (habis-habisan). Lalu ia gugur bersama seluruh pasukanya disebelah timur laut tabanan (Bali Selatan).

Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra, dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI (Anumerta). Namanya kemudiaan diabadikan dalam nama Bandar Udara di Bali, Bandara Udara Intenasional Ngurah Rai.

Senin, 08 Oktober 2018

Mengenal Lebih Dekat Profil Raden Ayu Siti Hartinah - Pahlawan Nasional

Raden Ayu Siti Hartinah (23/08/1923 - 28/04/1996)
  

Dikenal dengan sebutan "Ibu Tien Soeharto" beliau adalah seorang isteri dari Presiden Indonesia kedua, Jendral Purnawirawan Soeharto. Siti menjabat sebagai penggerak Kongres Wanita Indonesia pada saat itu yang mendesak pentingnya larangan poligami. Lahir di Desa Jaten, Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 23 Agustus 1923. Tien merupakan anak kedua dari 10 bersaudara pasangan KPH Soemarhajomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Tien yang kemudiaan menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta, Siti kemudiaan diberikan gelar Pahlawan Nasional tak lama setelah kematiaanya.

Dalam peran kehidupanya posisi Siti Hartinah sangatlah berpengaruh dalam menentukan beberapa keputusan penting. Antara lain Soeharto memutuskan terus menjadi tentara saat ia merasa mengalami badai fitnah pada tahun 1950. Soeharto nyaris berhenti dan menjadi petani atau supir taksi pada saat itu, Ia memberikan saran.

"Saya dulu diambil isteri oleh seorang prajurit dan bukan oleh supir taksi. Seorang prajurit harus dapat mengatasi setiap persoalan dengan kepala dingin walaupun hatinnya panas"

Siti Hartinah juga berpengaruh dalam pelarangan poligami bagi pejabat di Indonesia. sebagai penggerak Kongres Wanita Indonesia ia mendesak perlunya larangan poligami yang akhirnya keluar dalam wujud Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 yang tegas melarang PNS untuk berpoligami dan juga UU Nomor 1 Tahun  1974 tentang Perkawinan.

Soeharto sendiri menegaskan kesetiaan kepadaanya.

"Hanya ada satu Nyonya Soeharto dan tidak ada lagi yang lainnya. Jika ada, akan timbul pemberontakan yang terbuka di dalam rumah tangga Soeharto".

Beliau sangat mempengaruhi rencana sukses Soeharto pada akhir tahun 1990. Siti Hartinah kemudiaan  meninggal akibat penyakit jantung yang dideritanya pada hari Minggu 28 April 1996 dan Soeharto sangat terpukul atas kematiaan isterinya Siti Hartinah.









Selasa, 02 Oktober 2018

10 Pahlawan Revolusi Yang Gugur Saat G30SPKI

Penghianatan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 30 Spetember atau yang lebih dikenal sebagai peristiwa G30SPKI tentu menorehkan sejarah kelam bagi negara Indonesia, peristiwa ini ditandai dengan pembunuhan sadis terhadap sejumlah perwira militer pada tahun 1965 baik di Jakarta maupun di Yogyakarta. 10 korban Pahlawan pejuang saat itu diberi gelar sebagai pahlawan Revolusi oleh preseiden Soekarno. Gelar tersebut juga diakui sebagai pahlawan nasional berikut adalah daftar Pahlawan Revolusi yang gugur saat peristiwa G30SPKI :

1. Jendral TNI (Anumerta) Ahmad Yani


       Beliau merupakan komandan Tentara Nasional Angkatan Darat yang menjabat sebagai Staff  TNI AD pada tahun 1962-1965 Jendral Ahmad Yani dibunuh oleh anggota G30SPKI dirumahnya di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 1965 dini hari. Ia meninggal pada usia 43tahun yang lahir di Purworejo 19 Juni 1922, Beliau memang dikenal sebagai sosok yang sangat anti komunis ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan preseiden Indonesia yaitu Ir.Soekarno.

 
2. Letnan Jendral TNI (Anumerta) Raden Suprapto


    Mengawali awal kegiataan militernya saat bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ia lahir di Purworejo 22 Juni tahun 1920 Beliau merupakan salah satu orang yang pernah menjadi ajudan Panglima Besar Jendral Sudirman dan Ia pun berjuang dalam pertempuran Ambarawa Beliau wafat di usia 45 tahun.


3. Letnan Jendral TNI (Anumerta) Mas Tirtodarmo Haryono


    Ia lahir di Surabaya tanggal 20 Januari 1924, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam tiga bahasa asing, Beliau menempuh pendidikan tinggi yang didirikan Jepang di Jakarta MP. Haryono memutuskan bergabung menjadi Tentara saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.

 
4. Letnan Jendral TNI (Anumerta) Siswondo Parman

      Lahir di Wonosobo 4 Agustus 1918 berpangkat sebagai Mayor Jendral beliau diangkat sebagai Asisten pertama di bidang intelejen pertama Angkatan Darat yaitu Jendral Ahmad Yani. S Parman wafat pada usia 47 tahun.


5. Mayor Jendral TNI (Anumerta) Donald Isaac Panjaitan


    Lahir di Balige Sumatera Utara Juni tahun 1925 merupakan salah satu perintis dibalik lahirnya TNI Panjaitan mencatat prestasi dalam pembongkaran senjata dari China untuk PKI, ia dibunuh oleh sekelompok G30SPKI dirumahnya dalam kondisi memakai seragam dan atribut lengkap.

 
6 .Mayor Jendral TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo


   Beliau lahir di Kebumen 28 Agustus tahun 1922, Sutoyo diangkat sebagai Inspektur Kehakiman atau Jaksa militer utama tahun 1961 wafatnya Sutoyo karena dinunuh oleh pasukan G30SPI di lubang buaya setelah diculik dirumahnya.

 
7. Kapten (Anumerta) Pierre Adreas Tendean


    Merupakan sosok asisten ajudan jendral besar TNI Abdul Haris Nasution perwira militer ini lahir pada tanggal 21 februari 1939 megawali karier militernya sebagai intelejen dan ia pun terbunuh karena ditembak oleh pasukan G30SPKI yang saat itu mengira Pierre Adreas Tendean  adalah Nasution.

 
8. Aipda (Anumerta) Karel Satsuit Tubun


    Beliau lahir di Maluku Tenggara pada 13 oktober tahun 1928 K.S Tubun merupakan ajudan salah satu menteri kabinet Soeharto Johan S. Lemena yang rumahnya persis disamping Jendral besar Tni Abdul Haris Nasution. Ia wafat pada usia 36 tahun dan menjadi satu - satunya korban G30SPKI yang bukan dari anggota Tni K.S Tubun tertembak saat PKI mengepung rumah Nasution yang menjadi Target utama PKI.


9. Brigadir Jendral TNI (Anumerta) Katamso Darmokusumo


    Lahir di Sragen 5 februari tahun 1923 Brigjen Katamso merupakan mantan komandan pamungkas yang dibunuh pada peristiwa G30SPKI di wilayah Kentungan Yogyakarta.


10. Kolonel Infanteri (Anumerta) R. Sugiyono Mangunwiyoto


      R. Sugiyono Mangunwiyoto lahir di gunung kidul 12 agustus tahun 1926 Ia menjabat sebagai mantan kepala staff  Pamungkas sebelum terbunuh oleh anggota G30SPKI di Kentungan Yogyakarta. Beliau meninggal saat isterinya tenggah mengandung seorang puteri mereka dan setelah lahir puteri tersebut diberikan nama Sugiyati Takarina oleh Presiden Soekarno.

Untuk mengenang nama- nama revolusi pemerintah menggunakan nama - nama tersebut sebagai nama jalan di kota - kota besar di Indonesia.

     








Minggu, 23 September 2018

10 Daftar Pahlawan Perjuangan Bangsa Indonesia - Wajib Kita Tahu

Kemerdekaan Indonesia memang tentunya tak lepas dari perjuangan para Pahlawan Bangsa Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 Agustus menjadi Awal tonggak perjalanan bangsa Indonesia demi mencapai kemerdekaannya. Cerita kepahlawan mereka pun masih dikenal hingga saat ini berikut 10 Pahlawan Yang Menginspirasi Bangsa Indonesia :

1. Ir.Soekarno

   Beliau adalah salah satu pahlawan yang paling menginspirsi Bangsa Indonesia selain itu juga beliau merupakan salah satu tokoh Proklamator di Indonesia Beliau menjadi Presiden pertama di Indonesia dikenal juga sebagai Pencetus Dasar negara Indoneisa yaitu "Pancasila" tidak hanya itu saja ia juga adalah seorang Orator Politikus yang handal dalam menguasai 8 Bahasa Negara sekaligus. Beliau tentunya selalu bisa dalam mengentarkan hati para pendengarnya saat berpidato.

2. Jendral Sudriman

    Diangkat sebagai Panglima besar TKR yang kini menjadi TNI pada tanggal 18 Desember 1948 dengan pangkat Jendral Sudirman beliaupun langsung menghadap Agresi Militer II oleh Belanda ke Yogyakarta sehari kemudiaan. Bersama dengan pasukan kecil dan dokter pribadinya ia memulai perlawanan gerilya selama 7 bulan ia juga memimpin kegiataan militer di jawa termasuk serangan umum 1 maret 1949 Yogyakarta yang dipimpin oleh Letnan Kollonel Soeharto.

3. R.a Kartini

    Salah satu Pahlawan Nasional Indonesia wanita ini sangat menginspirasi, sebagiaan hidupnya ia lakukan demi memperjuangkan kesetaraan wanita R.a Kartini merupakan salah satu keturunan ningrat yang memiliki pemikiran Moderat ia pun mendirikan sekolah khusus perempuan di Semarang ini yang bernama R.a Kartini tahun 1912. Untuk mengenang perjuangannya pada tanggal 21 April diperingati sebagai hari raya R.a Kartini yang merupakan hari kelahirannya.

4.Pangeran Diponegoro

    Pahlawan Nasional ini dikenal karena memimpin perlawanan Diponegoro pada kurun waktu 1825-1830  dan tercatat memberikan korban paling banyak dalam sejarah Indonesia selama 5 tahun perang terbuka terjadi di sejumlah daerah diantaranya hampir seluruh pulau jawa. Belanda pun sempat kesulitan menghadapi Pangeran Diponegoro dan sempat mereka mengalami kerugiaan.
    

5. K.H.Dewantara

    Nama Ki Hajar Dewantara identik dengan dunia pendidikan indonesia bahkan hari lahirnya pria asal Yogyakarta pada tanggal 2 Mei ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional perannya dalam dunia pendidikan adalah mendirikan Taman Siswa Indonesia untuk para penduduk pribumi di jaman penjajahan Belanda yang tidak bisa mendapatkan pendidikan.

6. Cut Nyak Dien

    Adalah salah seorang pahlawan wanita yang lahir di Aceh dia ikut memimpin perlawanan dengan Belanda saat perang Aceh sejak menikah dengan Teuku Umar tahun 1880 Namun, pada tahun 1899 Teuku Umar pun gugur ditangan Belanda sehingga Cut Nya Dien pun harus berjuang sendiri dalam melawan Aceh, berjuang sendiri bersama pasukannya hingga kemudiaan  ia pun ditangkap oleh pasukan belanda pada tahun 1901.

7.Tuanku Imam Bonjol

   Perlawananya ditunjukan saat Perang Padri di Sumatera Barat selama 5 tahun ia bersama pasukannya berhasil membuat para penjajah sulit menghadapi kaum Padri, hingga pada tahun 1838 Belanda akhirnya mampu menangkapnya melalui tipu muslihat. Dan pertempuran ini sangat diabadikan dalam bentuk Musium dan Monumen Imam Bonjol berlokasi di Bonjol kabupaten Pasaman, Sematera Barat.

8.Patimurra

   Beliau berperan sebagai panglima Perang Patimura dalam perjuangan perang Rakyat Maluku dibawah kepemimpinan sejumlah kerajaan Nusantara seperti Ternate dan Tidore, Bersatu dalam menghadapi penjajahan pada tahun 1817 Pejuang yang memiliki nama asli Thomas Matulessi ini ditanggkap serta digantung di Ambon pada tanggal 16 Desember tahun 1817 kini namanya dikenang sebagai Paahlawan Nasinal dan juga Nama - nama jalan serta Universitas.

9. Moc Hatta

    Tokoh Nasional yang lebih dikenal sebagai Bung Hatta ini dikenal sebagai Proklamator sejak muda pria kelahiran Bukit Tinggi 12 Agustus 1962 dan lulusan Belanda ini merupakan salah seorang aktifitis dan organisatoris ia pun diangkat sebagai wakil presiden republik indonesia bersama Soekarno sebagai presiden indonesia. 

10. Bung Tomo

      Beliau merupakan sosok pahlawan Nasional pejuang, perjuangannya di kenang sebagai hari raya Pahlawan yang diperingati pada tanggal 10 November pejuang sekaligus tokoh jurnalistik asal Surabaya ini, Mampu mengobarkan semangat pemuda indonesia dengan semboyan yang dikenal " Merdeka atau mati" dalam pertemuan besar melawan penjajahan di kota Surabaya pada bulan November 1945 peristiwa ini dikenal sebagai hari raya Pahlawan.